Memahami Syirkah


Memahami Syirkah (kerjasama) dalam Bisnis

Dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam bisnis dan muamalah, seringkali kita berhadapan dengan banyaknya bentuk kerjasama bisnis. Bentuk kerjsama bisnis tersebut, terkadang kita belum mengenalnya secara mendalam. Kerjasama bisnis atau dalam muamalah disebut dengan syirkah ini, mempunyai konsep yang berbeda-beda. Pada bagian awal ini, kita akan membahas mengenai Syirkah itu sendiri. Seperti apakah syirkah itu?


Syirkah menurut bahasa adalah al-ikhtilath yang artinya campur atau percampuran. Demikian dinyatakan oleh Taqyuddin. Maksud percampuran di sini ialah seseorang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain sehingga tidak mungkin untuk dibedakan. Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi), yasyraku (fi’il mudhâri’), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi sekutu atau serikat (Kamus Al-Munawwir, hlm. 765). Kata dasarnya boleh dibaca syirkah, boleh juga dibaca syarikah. Akan tetapi, menurut Al-Jaziri dalam Al-Fiqh ‘alâ al-Madzâhib al-Arba’ah, 3/58, dibaca syirkah lebih fasih (afshah).
Menurut istilah, yang dimaksud dengan syirkah, para fuqaha’ berbeda pendapat sebagai berikut:
a Menurut Sayyid Sabiq, yang dimaksud dengan syirkah ialah:
عَقْدٌبَيْنَ الْمُتَشَارِ كَيْنَ فِى رَأْسِ الْمَالِ وَالرَّبْحِ
Artinya: “akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan”.[1]
b Menurut Muhammad al-Syarbini al-Khatib, yang dimaksud dengan syirkah ialah:
ثُبُوْتُ الْحَقِّ لاِثْنَيْنِ فَأَكْثَرَ عَلَى جِهَةِ الشُّيُوْعِ
Artinya: “ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan cara yang masyhur (diketahui)”.
c Menurut Syihab al-Din al-Qalyubi wa Umaira, yang dimaksud dengan syirkah ialah:
ثُبُوْتُ الْحَقِّ لاِثْنَيْنِ فَأَكْثَرَ
Artinya: “ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih”.
d Menurut Imam Taqyuddin Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini, yang dimaksud dengan syirkah ialah:
عِبَارَةِ عَنْ ثُبُوْتِ الْحَقَّ فِى الشَّيْئِ الْوَاحِدِ لشَخْصَيْنِ فَصَاعِدًا عَلَى جِهَةِ الشُّيُوْعِ
ibarat penetapan suatu hak pada sesuatu yang satu untuk dua orang atau lebih dengan cara yang telah diketahui”.
e Menurut Hasbi Ash-Shiddieqie, bahwa yang dimaksud dengan syirkah ialah:
عَفْدٌ بَيْنَ شَخْصَيْنِ فَأَكْثَرَ عَلَى التَّعَاوُنِ فِى عَمَلٍ اِكْتِسَابِىٍّ وَاقْتِسَامِ اَرْبَاحِهِ
akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta’awaun dalam bekerja pada suatu usaha dan membagi keuntungannya”.[2]
f Idris Ahmad menyebutkan syirkah sama dengan syarikat dagang, yakni dua orang atau lebih sama-sama berjanji akan bekerjasama dalam dagang dengan menyerahkan modal masing-masing, dimana keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan menurut besar kecilnya modal masing-masing.
Setelah diketahui definisi-definisi syirkah menurut para ulama, kiranya dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam berusaha, yang keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama.
Adapun yang dijadikan dasar hukum syirkah oleh para ulama adalah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abi Hurairah dari Nabi SAW bersabda;
َنَا ثَالِثُ الشَّرِيْكَيْنِ مَالَمْ يَخُنْ اَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا
aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang satu tidak khianat kepada yang lainnya, apabila yang satu berkhianat kepada pihak yang lain, maka keluarlah aku darinya”.
Insyaallah pada posting-posting selanjutnya akan membahas macam-macam kerjasama bisnis (syirkah) beserta hukum-hukumnya.
[1] Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, jilid 4, h. 294
[2] Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 89


http://kafeilmu.com/2011/04/memahami-syirkah-kerjasama-dalam-bisnis.html

0 comments:

Saturday, November 12, 2011

Memahami Syirkah


Memahami Syirkah (kerjasama) dalam Bisnis

Dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam bisnis dan muamalah, seringkali kita berhadapan dengan banyaknya bentuk kerjasama bisnis. Bentuk kerjsama bisnis tersebut, terkadang kita belum mengenalnya secara mendalam. Kerjasama bisnis atau dalam muamalah disebut dengan syirkah ini, mempunyai konsep yang berbeda-beda. Pada bagian awal ini, kita akan membahas mengenai Syirkah itu sendiri. Seperti apakah syirkah itu?


Syirkah menurut bahasa adalah al-ikhtilath yang artinya campur atau percampuran. Demikian dinyatakan oleh Taqyuddin. Maksud percampuran di sini ialah seseorang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain sehingga tidak mungkin untuk dibedakan. Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi), yasyraku (fi’il mudhâri’), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi sekutu atau serikat (Kamus Al-Munawwir, hlm. 765). Kata dasarnya boleh dibaca syirkah, boleh juga dibaca syarikah. Akan tetapi, menurut Al-Jaziri dalam Al-Fiqh ‘alâ al-Madzâhib al-Arba’ah, 3/58, dibaca syirkah lebih fasih (afshah).
Menurut istilah, yang dimaksud dengan syirkah, para fuqaha’ berbeda pendapat sebagai berikut:
a Menurut Sayyid Sabiq, yang dimaksud dengan syirkah ialah:
عَقْدٌبَيْنَ الْمُتَشَارِ كَيْنَ فِى رَأْسِ الْمَالِ وَالرَّبْحِ
Artinya: “akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan”.[1]
b Menurut Muhammad al-Syarbini al-Khatib, yang dimaksud dengan syirkah ialah:
ثُبُوْتُ الْحَقِّ لاِثْنَيْنِ فَأَكْثَرَ عَلَى جِهَةِ الشُّيُوْعِ
Artinya: “ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan cara yang masyhur (diketahui)”.
c Menurut Syihab al-Din al-Qalyubi wa Umaira, yang dimaksud dengan syirkah ialah:
ثُبُوْتُ الْحَقِّ لاِثْنَيْنِ فَأَكْثَرَ
Artinya: “ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih”.
d Menurut Imam Taqyuddin Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini, yang dimaksud dengan syirkah ialah:
عِبَارَةِ عَنْ ثُبُوْتِ الْحَقَّ فِى الشَّيْئِ الْوَاحِدِ لشَخْصَيْنِ فَصَاعِدًا عَلَى جِهَةِ الشُّيُوْعِ
ibarat penetapan suatu hak pada sesuatu yang satu untuk dua orang atau lebih dengan cara yang telah diketahui”.
e Menurut Hasbi Ash-Shiddieqie, bahwa yang dimaksud dengan syirkah ialah:
عَفْدٌ بَيْنَ شَخْصَيْنِ فَأَكْثَرَ عَلَى التَّعَاوُنِ فِى عَمَلٍ اِكْتِسَابِىٍّ وَاقْتِسَامِ اَرْبَاحِهِ
akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta’awaun dalam bekerja pada suatu usaha dan membagi keuntungannya”.[2]
f Idris Ahmad menyebutkan syirkah sama dengan syarikat dagang, yakni dua orang atau lebih sama-sama berjanji akan bekerjasama dalam dagang dengan menyerahkan modal masing-masing, dimana keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan menurut besar kecilnya modal masing-masing.
Setelah diketahui definisi-definisi syirkah menurut para ulama, kiranya dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam berusaha, yang keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama.
Adapun yang dijadikan dasar hukum syirkah oleh para ulama adalah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abi Hurairah dari Nabi SAW bersabda;
َنَا ثَالِثُ الشَّرِيْكَيْنِ مَالَمْ يَخُنْ اَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا
aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang satu tidak khianat kepada yang lainnya, apabila yang satu berkhianat kepada pihak yang lain, maka keluarlah aku darinya”.
Insyaallah pada posting-posting selanjutnya akan membahas macam-macam kerjasama bisnis (syirkah) beserta hukum-hukumnya.
[1] Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, jilid 4, h. 294
[2] Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 89


http://kafeilmu.com/2011/04/memahami-syirkah-kerjasama-dalam-bisnis.html

No comments: