LAPORAN
DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR
A.
TAHAPAN
KASUS
1.
Identifikasi
Dalam diagnose kesulitan belajar DV murid kelas 5 SD
Kedungsari 2 Magelang adalah salah satu murid kelas lima yang mengalami
kesulitan belajar terutama dalam bidang mata pelajaran matematika.
Ia merasa kesulian terhadap soal-soal yang di berikan oleh guru. Dalam bidang pelajaran matematika, teman-teman yang lain sudah selesai mengerjakan dan dikumpulkan untuk diberi nilai, tetapi DV belum selesai. Dari 10 soal matematika ia baru bisa mengerjakan 3 soal. Ia belum menguasai perkalian dan pembagian yang diajarkan oleh guru.
Ia merasa kesulian terhadap soal-soal yang di berikan oleh guru. Dalam bidang pelajaran matematika, teman-teman yang lain sudah selesai mengerjakan dan dikumpulkan untuk diberi nilai, tetapi DV belum selesai. Dari 10 soal matematika ia baru bisa mengerjakan 3 soal. Ia belum menguasai perkalian dan pembagian yang diajarkan oleh guru.
2.
Analisa
Slow Learner
Dari gejala-gejala atau ciri-ciri slow learner, DV
dapat dimasukan kedalam anak yang slow learner yaitu DV lambat dalam
mengerjakan soal-soal atau tugas yang dibandingkan dengan temannya, lemah dalam
berfikir, mendapatkan nilai dibawah enam, kurang mampu memahami materi
pelajaran.
3.
Diagnosa
DV adalah anak yang mengalami slow learner, dari
segi fisik tak tampak ada gejala-gejala slow learner, tapi dilihat dari
kemampuan dikelas dalam bidang akademik ia baru kemudian tampak ada gejala ia
mengalami kesulitan dalam belajarnya. Dalam pelajaran berhitung ia tampak belum
menguasai matematika terutama ketika terdapat soal tentang perkalian dan
pembagian. Dan ketika teman-teman yang lin sudah selesai mengerjakan, DV belum selesai
dalam tugasnya tersebut.
4.
Prognosa
Dari diagnosa diatas dapat diketahui bahwa DV
mengalami gangguan kesulitan belajar, DV mengalami gejala kesulitan belajar
terutama dalam bidang matematika (gangguan aritmatika) yaitu ketidakmampuan
dalam mengenali keterampilan aritmatika yang diharapkan sesuai dengan kapasitas
intelektual dan tingkat pendidikan. Keterampilan dibagi dalam 4 kelompok yaitu
:
a. Keterampilan
linguistic yang brehubungan dengan pengertian terhadap istilah matematis
b. Ketermapilan
perceptual yang berhubungan dengan pengenalan dan pengertian symbol angka
c. Keterampilan
matematika berhubungann dengan penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian
d. Keterampilan
attensional berhubungan dengan
kemampuan dalam menyalin angka dan mengenali symbol operasional dengan benar.
5.
Perlakuan
Dalam kegiatan sehari-hari dirumah DV ketika
mendapat tugas dari guru, ia belajar dengan temanya satu kelas yang mendapat
peringkat satu, apabila sedang tidak mendapat tugas dari guru ia belajar
sendiri. Kakek atau pun neneknya tidak dapat mengajarinya. Selain karena ia
memiliki IQ yang sedang, pengaruh gizi juga mempengaruhi. Kakek dan neneknya
yang hanya berjualan bensin mempengaruhi gizi DV.
Disekolah ia juga jarang jajan karena ia tidak ada
uang saku dan ia hanya mengandalkan sarapan ketika sebelum berangkat ke
sekolah. Dan sarapan pun juga kadang-kadang. Ia tidak punya rungan belajar
sendiri dirumah.
6.
Indicator
slow learner
Ciri slow learner dilihat dari pengamatan yaitu DV
ketika berangkat untuk pergi kesekolah karena jarangnya sarapan kadang ia
merasa mengantuk, tidak semangat untuk belajar, tidak dapat konsentarasi, dan
ketika mendapat pertanyaan soal yang berhubungan dengan matematika, ia meras
kesulitan untuk menjawab. Kadang sebelum pelajaran dimulai guru memberikan
pertanyaan/kuis untuk melatih anak sebelum ujian karena kelas 5 adalah penentu
apakah dia mampu atau tidak dalam mengikuti pelajaran. Karena selain itu kelas
5 adalah penentu untuk naik kelas 6 atau akan tinggal kelas.
B.
PELAKSANAAN
DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR
1.
Rencana
observasi
Dalam melakukan observasi, praktikan mulai melakukan
observasi diagnose kesulitan belajar di SD Kedungsari 2 Kota Magelang pada
tanggal 10 Januari 2011. Dengan bantuan guru dan wali kelas, praktikan
mendapatkan konseli dengan diagnose kesulitan belajar. Dalam proses observasi ,
praktikan mengambil konseli kelas 5 dimana kelas tersebut merupakan kelas
tergemuk diantara kelas-kelas yang lain. Dalam satu kelas rata-rata terdapat 40
siswa, tetapi dalam kelas 5 tersebut terdapat 45 siswa. Dari 45 siswa tersebut
terdapat sedikitnya 10 anak yang mengalami kesulitan dalam belajarnya dalam
bidang matematika termasuk salah satunya adalah DV.
1 comments:
Kesulitan belajar juga dapat di identifikasi berdasarkan gejala yang di manipestasikan dalam berbagai prilaku baik apektif, kognitif ataupun psikomotorik
Post a Comment