Motivasi
berprestasi
Berprestasi adalah idaman setiap individu,
baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik,
budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi
yang pernah diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat
baru untuk menjalani aktifitas. Pengertian
prestasi menurut Murray (dalam J. Winardi, 2004):
...Melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
sulit. Menguasai, memanipulasi atau mengorganisasi objek-objek fiskal,
manusia atau ide-ide untuk melaksanakan
hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin sesuai kondisi
yang berlaku. Mencapai perporman puncak untuk
diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain.
Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan
bakat secara berhasil.
Pengertian kebutuhan untuk berprestasi
menurut McClelland (dalam Alex Sabur, 2003:285) adalah suatu daya dalam
mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan
yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada
kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Ini
disebabkan oleh virus mental.
Dari pendapat tersebut Alex Sabur mengartikan
bahwa dalam psikis manusia, ada daya yang mampu mendorongnya ke
arah suatu kegiatan yang hebat sehingga
dengan daya tersebut, ia dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat. Daya
pendorong tersebut dinamakan virus mental,
karena apabila berjangkit di dalam jiwa manusia, daya tersebut akan
berkembang biak dengan cepat. Dengan kata
lain, daya tersebut akan meluas dan menimbulkan dampak dalam
kehidupan.
McClelland juga berpendapat tentang motivasi
berprestasi. McClelland dan Atkinson (1953:75) menyebutkan ”Setiap
orang mempunyai tiga motif yakni motivasi
berprestasi (achievement motivation), motif bersahabat (affiliation motivation)
dan motif berkuasa (power motivation)”. Dari
ketiga motif itu dalam penelitian ini akan difokuskan pada motivasi
berprestasi. Motivasi berprestasi dapat untuk
bekerja dan belajar.
Menurut McClelland dan Atkinson (1953:78)
bahwa ”Achiement motivation should be characterzed by high hopes of
success rather than by fear of failure”
artinya motivasi berprestasi merupakan ciri seorang yang mempunyai harapan
tinggi untuk mencapai keberhasilan dari pada
ketakutan kegagalan. Selanjutnya dinyatakan McClelland (1953:78) bahwa
”motivasi berprestasi merupakan kecenderungan
seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku
untuk mencapai suatu standar prestasi”.
Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang
pernah dilakukan. Siswa yang menginginkan
prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Ahli lain yakni Gellerman (1963: 67)
menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan sangat
senang kalau ia berhasil memenangkan suatu
persaingan. Ia berani menanggung segala resiko sebagai konsekwensi
dari usahanya untuk mencapai tujuan.
Sedangkan motivasi berprestasi menurut Tapiardi (1996:105) adalah sebagai
suatu cara berfikir tertentu apabila terjadi
pada diri seseorang cenderung membuat orang itu bertingkah laku secara giat
untuk meraih suatu hasil atau prestasi.
Dari pendapat di atas dapat di pahami bahwa
dengan adanya motivasi berprestasi dalam diri individu akan
menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat, akan
menumbuhkan individu-individu yang bertanggung jawab dan dengan
motivasi berprestasi yang tinggi juga akan
membentuk individu menjadi pribadi yang kreatif.
Komarudin (1994) menyebutkan bahwa motivasi
berprestasi meliputi pertama kecenderungan atau upaya untuk berhasil
atau mencapai tujuan yang dikehendaki; kedua
keterlibatan ego individu dalam suatu tugas; ketiga harapan suatu tugas
yang terlihat oleh tanggapnya subyek; keempat
motif untuk mengatasi rintangan atau berupaya berbuat sesuatu dengan
cepat dan baik.
Aspek Motivasi Berprestasi
McClelland (dalam Marwisni Hasan 2006)
menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai tanggung jawab pribadi.
Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi
akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab
terhadap pekerjaan akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan
hasil usahanya sendiri.
b. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau
menetapkan standar unggulan.
Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai.
Nilai itu lebih tinggi dari nilai sendiri (internal) atau lebih tinggi dengan
nilai
yang dicapai oleh orang lain (eksternal).
Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan standar keunggulan, siswa harus
menguasai secara tuntas materi pelajaran.
c. Berusaha bekerja kreatif.
Siswa yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat
mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas sekolahnya. Siswa
mempergunakan beberapa cara belajar yang
diciptakannya sendiri, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran
dan akhirnya memperoleh prestasi yang tinggi.
d. Berusaha mencapai cita-cita
Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha
sebaik-baiknya dalam belajar atau mempunyai motivasi yang tinggi
dalam belajar. Siswa akan rajin mengerjakan
tugas, belajar dengan keras, tekun dan ulet dan tidak mundur waktu
belajar. Siswa akan mengerjakan tugas sampai
selesai dan bila mengalami kesulitan ia akan membaca kembali bahan
bacaan yang telah diterangkan guru,
mengulangi mengerjakan tugas yang belum selesai. Keberhasilan pada setiap
kegiatan sekolah dan memperoleh hasil yang
baik akan memungkinkan siswa mencapai cita-citanya.
e. Memiliki tugas yang moderat.
Memiliki tugas yang moderat yaitu memiliki
tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Siswa dengan
motivasi berpretasi yang tinggi, yang harus
mengerjakan tugas yang sangat sukar, akan tetapi mengerjakan tugas
tersebut dengan membagi tugas menjadi
beberapa bahagian, yang tiap bagian lebih mudah menyelesaikanya.
f. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya
Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi
yang tinggi akan melakukan semua kegiatan belajar sebaik mungkin dan
tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa
membuat kegiatan belajar dari mentaati jadwal tersebut. Siswa selalu
mengikuti kegiatan belajar dan mengerjakan
soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta memperbaiki tugas yang
salah. Siswa juga akan melakukan kegiatan
belajar jika ia mempunyai buku pelajaran dan perlengkapan belajar yang
dibutuhkan dan melakukan kegiatan belajar
sendiri atau bersama secara berkelompok.
g. Mengadakan antisipasi.
Mengadakan atisipasi maksudnya melakukan
kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin
terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan
menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah.
Siswa datang ke sekolah lebih cepat dari
jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan.
Siswa menyokong persiapan belajar yang perlu
dan membaca materi pelajaran yang akan di berikan guru pada hari
berikutnya.
0 comments:
Post a Comment