HIPOTESIS

A.  Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian (Fraenkel Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto,(1996: 13).Lebih lanjut hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.Hipotesis belum tentu benar.Benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data empiris.
Menurut Suharsimi Arikunto (1995:71) hipotesis didefinisikan sebagai alternative dugaan jawaban yang
dibuat oleh penelitian bagi problematika yang diajukan dalam penelitian.Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara,yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.
Hipotesis berasal dari gabungan kata hipo yang berarti dibawah, dan tesis berarti
kebenaran.Hipotesis berarti dibawah kebenaran.Artinya, kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.
Penelitian yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk menguji hipotesis yang diajukan, tetapi bertujuan menemuka fakta yang ada dan yang terjadi dilapangan.Pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis tidak dapat diidentikkan dengan pernyataan keberhasilan atas kegagalan penelitian.Perumusan hipotesis ditujukan untuk landasan logis dan pemberi arah kepada proses pengumpulan data serta proses penyelidikan itu sendiri(John W.Best, dalam Sanapiah Faisal, 1982 dan Yatim Riyanto, 1996).
Tujuan penelitian mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitian tersebut terfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis.Peneliti dituntut agar hati-hati dan cermat dalam penelitiannya.   
B.  Jenis-Jenis Hipotesis
1.   Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusannya
Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis nihil( null hypotheses) disingkat menjadi Ho dan hipotesis alternative (alternative hypotheses) biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat Ha.
·         Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara variable dengan variable yang lain.Contoh : tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
·         Hipotesis alternative (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variable dengan variable lain.Contoh ; ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
·         Hipotesis alternative ada 2 macam yaitu directional hypotheses dan non directional hypotheses (Fraenkel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989 :57).
a)    Hipotesis terarah (directional hypotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti,dimana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependent.
b)    Hipotesis tak terarah (nondirectional hypotheses) adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent.

2.   Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji
Menurut Yatim Riyanto (1996: 14) berdasarkan sifat yang akan diuji hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: hipotesis tentang hubungan dan hipotesis tentang perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional.Hubungan antara variabel tersebut menurut Yatim Riyanto (1996: 14-15) dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
§  Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
§  Hubungan yang sifatnya sejajar tmbal balik
§  Hubungan yang menunjukan pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
Hipotesis tentang perbedaan yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda.Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
3.   Jenis  Hipotesis yang Dilihat dari Keluasan atau Lingkup Variabel yang Diuji
Hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor.Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subyek penelitian, sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh hipotesis mayor :
Ada hubungan antara keadaan social ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
Contoh hipotesis minor :
a.    Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
b.    Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
c.    Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
C.  Karakteristi Hipotesis
Pendapat Yatim Riyanto (1996: 16) nilai atau harga suatu hipotesis tidak dapat diukur sebelum dilakukan pengujian empiris.Namun demikian, bukan berarti dalam merumuskan hipotesis yang akan diuji dapat dilakukan “semau peneliti”,ada beberapa kriteria tertentu yang memberikan ciri hipotesis yang baik.
Ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ary, et al (dalam Arief Furchan, 1982: 126-129 dan Yatim Riyanto, 1996:16) antara lain sebagai berikut :
a.    Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b.    Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel.
c.    Hipotesis harus dapat diuji
d.    Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada
e.    Hipotesis hendaknya sesederhana dan seringkang mungkin
Sedangkan menurut John W.Best (1997) dalam Yatim Riyanto (1996 :16) ciri-ciri hipotesis yang baik :
v  Bisa diterima oleh akal sehat
v  Konsisten dengan teori atau fakta yang telah diketahui
v  Rumusannya dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji
v  Dinyatakan dalam perumusan yang sederhana dan jelas
Borg dan Gall (1979: 61-62) dalam Yati Riyanto (1996:16) dan Suharsimi Arikunto (1995 :64-65) hipotesis dapat dikatakan baik jika memenuhi 4 kriteria berikut :
1.    Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.
2.    Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritis dan hasil penemuan terdahulu.
3.    Hipotesis harus dapat diuji.
4.    Rumusan hipotesis hendaknya singkat dan padat.
Yang dapat dijadikan kriteria penyusunan hipotesis adalah hipotesis seharusnya dirumuskan dalam kalimat pernyataan (statement), bukan pertanyaan (question) atau yang lain.

0 comments:

Sunday, July 3, 2011

HIPOTESIS

A.  Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian (Fraenkel Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto,(1996: 13).Lebih lanjut hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.Hipotesis belum tentu benar.Benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data empiris.
Menurut Suharsimi Arikunto (1995:71) hipotesis didefinisikan sebagai alternative dugaan jawaban yang
dibuat oleh penelitian bagi problematika yang diajukan dalam penelitian.Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara,yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.
Hipotesis berasal dari gabungan kata hipo yang berarti dibawah, dan tesis berarti
kebenaran.Hipotesis berarti dibawah kebenaran.Artinya, kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.
Penelitian yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk menguji hipotesis yang diajukan, tetapi bertujuan menemuka fakta yang ada dan yang terjadi dilapangan.Pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis tidak dapat diidentikkan dengan pernyataan keberhasilan atas kegagalan penelitian.Perumusan hipotesis ditujukan untuk landasan logis dan pemberi arah kepada proses pengumpulan data serta proses penyelidikan itu sendiri(John W.Best, dalam Sanapiah Faisal, 1982 dan Yatim Riyanto, 1996).
Tujuan penelitian mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitian tersebut terfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis.Peneliti dituntut agar hati-hati dan cermat dalam penelitiannya.   
B.  Jenis-Jenis Hipotesis
1.   Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusannya
Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis nihil( null hypotheses) disingkat menjadi Ho dan hipotesis alternative (alternative hypotheses) biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat Ha.
·         Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara variable dengan variable yang lain.Contoh : tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
·         Hipotesis alternative (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variable dengan variable lain.Contoh ; ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
·         Hipotesis alternative ada 2 macam yaitu directional hypotheses dan non directional hypotheses (Fraenkel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989 :57).
a)    Hipotesis terarah (directional hypotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti,dimana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependent.
b)    Hipotesis tak terarah (nondirectional hypotheses) adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent.

2.   Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji
Menurut Yatim Riyanto (1996: 14) berdasarkan sifat yang akan diuji hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: hipotesis tentang hubungan dan hipotesis tentang perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional.Hubungan antara variabel tersebut menurut Yatim Riyanto (1996: 14-15) dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
§  Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
§  Hubungan yang sifatnya sejajar tmbal balik
§  Hubungan yang menunjukan pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
Hipotesis tentang perbedaan yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda.Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
3.   Jenis  Hipotesis yang Dilihat dari Keluasan atau Lingkup Variabel yang Diuji
Hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor.Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subyek penelitian, sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh hipotesis mayor :
Ada hubungan antara keadaan social ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
Contoh hipotesis minor :
a.    Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
b.    Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
c.    Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
C.  Karakteristi Hipotesis
Pendapat Yatim Riyanto (1996: 16) nilai atau harga suatu hipotesis tidak dapat diukur sebelum dilakukan pengujian empiris.Namun demikian, bukan berarti dalam merumuskan hipotesis yang akan diuji dapat dilakukan “semau peneliti”,ada beberapa kriteria tertentu yang memberikan ciri hipotesis yang baik.
Ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ary, et al (dalam Arief Furchan, 1982: 126-129 dan Yatim Riyanto, 1996:16) antara lain sebagai berikut :
a.    Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b.    Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel.
c.    Hipotesis harus dapat diuji
d.    Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada
e.    Hipotesis hendaknya sesederhana dan seringkang mungkin
Sedangkan menurut John W.Best (1997) dalam Yatim Riyanto (1996 :16) ciri-ciri hipotesis yang baik :
v  Bisa diterima oleh akal sehat
v  Konsisten dengan teori atau fakta yang telah diketahui
v  Rumusannya dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji
v  Dinyatakan dalam perumusan yang sederhana dan jelas
Borg dan Gall (1979: 61-62) dalam Yati Riyanto (1996:16) dan Suharsimi Arikunto (1995 :64-65) hipotesis dapat dikatakan baik jika memenuhi 4 kriteria berikut :
1.    Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.
2.    Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritis dan hasil penemuan terdahulu.
3.    Hipotesis harus dapat diuji.
4.    Rumusan hipotesis hendaknya singkat dan padat.
Yang dapat dijadikan kriteria penyusunan hipotesis adalah hipotesis seharusnya dirumuskan dalam kalimat pernyataan (statement), bukan pertanyaan (question) atau yang lain.

No comments: