Orientasi Pelayanan Konseling

Orientasi Pelayanan Konseling

ORIENTASI PELAYANAN KONSELING
Yang dimaksud dengan orientasi di sini adalah arah perhatian dan fokus dasar yang setiap kali harus menjadi pokok
perhatian dalam pelaksanaan pelayanan konseling.
Ada tiga orientasi yang menjadi perhatian utama, yaitu:

Orientasi individual, artinya setiap layanan konseling terutama tertuju kepada subjek yang dilayani sebagai
individu. Perorangan subjek yang dilayani dengan segenap keindividualannya itulah titik tuju layanan. Dalam layanan

melalui format kelompok dan klasikal pun, arah kepada perorangan itu menjadi fokus. Lebih lanjut, hasil layanan juga
terfokus kepada perolehan masing-masing perorangan subjek yang dilayani.
Orientasi perkembangan, artinya setiap layanan konseling memperhatikan karakteristik subjek yang dilayani dari sisi
tahap perkembangannya. Anak-anak usia dini misalnya tidak boleh disamaratakan dengan anak usia SD, anak usia SD
dengan SMP, demikian seterusnya untuk segenap tahap perkembangan. Untuk itu perlu dipahami bahwa setiap tahap
perkembangan memiliki karakteristik tersendiri. Selain itu meskipun dua orang subjek berada pada tahap
perkembangan yang sama, aspek keindividualan (individual differences) tetap harus diperhatikan. Dengan demikian
orientasi perkembangan dan orientasi individual dipadukan menjadi satu.
Orientasi permasalahan, artinya setiap layanan konseling terfokus pada permasalahan yang sedang dialami
dan/atau yang mungkin (dapat) dialami oleh subjek yang dilayani. Hal ini secara langsung terkait dengan konsep KES
dan KES-T. Pelayanan konseling tidak lain adalah mengembangan KES dan mencegah terjadinya KES-T, serta
menangani KES-T apabila permasalahan memang sedang dialami oleh subjek. Terkait dengan orientasi terdahulu,
maka ketiga orientasi, yaitu orientasi individual, perkembangan dan permasalahan dipadukan menjadi satu.

0 comments:

Saturday, July 30, 2011

Orientasi Pelayanan Konseling

Orientasi Pelayanan Konseling

ORIENTASI PELAYANAN KONSELING
Yang dimaksud dengan orientasi di sini adalah arah perhatian dan fokus dasar yang setiap kali harus menjadi pokok
perhatian dalam pelaksanaan pelayanan konseling.
Ada tiga orientasi yang menjadi perhatian utama, yaitu:

Orientasi individual, artinya setiap layanan konseling terutama tertuju kepada subjek yang dilayani sebagai
individu. Perorangan subjek yang dilayani dengan segenap keindividualannya itulah titik tuju layanan. Dalam layanan

melalui format kelompok dan klasikal pun, arah kepada perorangan itu menjadi fokus. Lebih lanjut, hasil layanan juga
terfokus kepada perolehan masing-masing perorangan subjek yang dilayani.
Orientasi perkembangan, artinya setiap layanan konseling memperhatikan karakteristik subjek yang dilayani dari sisi
tahap perkembangannya. Anak-anak usia dini misalnya tidak boleh disamaratakan dengan anak usia SD, anak usia SD
dengan SMP, demikian seterusnya untuk segenap tahap perkembangan. Untuk itu perlu dipahami bahwa setiap tahap
perkembangan memiliki karakteristik tersendiri. Selain itu meskipun dua orang subjek berada pada tahap
perkembangan yang sama, aspek keindividualan (individual differences) tetap harus diperhatikan. Dengan demikian
orientasi perkembangan dan orientasi individual dipadukan menjadi satu.
Orientasi permasalahan, artinya setiap layanan konseling terfokus pada permasalahan yang sedang dialami
dan/atau yang mungkin (dapat) dialami oleh subjek yang dilayani. Hal ini secara langsung terkait dengan konsep KES
dan KES-T. Pelayanan konseling tidak lain adalah mengembangan KES dan mencegah terjadinya KES-T, serta
menangani KES-T apabila permasalahan memang sedang dialami oleh subjek. Terkait dengan orientasi terdahulu,
maka ketiga orientasi, yaitu orientasi individual, perkembangan dan permasalahan dipadukan menjadi satu.

No comments: