A.
PENDEKATAN PSIKOANALISIS
Pendekatan Psikoanalisis dipelopori oleh Sigmund Freud tahun
1896, ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian
besar terdiri dari alam ketaksadaran.Dapat diumpamakan puncak gunung es yang
muncul di tengah laut, sebagian besar gunung es yang terbenam itu diibaratkan
alam ketidaksadaran manusia.
Pengertian Psikoanalisis mencakup tiga aspek : (1) sebagai
metode penelitian proses-proses psikis. (2) sebagai suatu teknik untuk
mengobati gangguan-gangguan psikis. (3) sebagai teori kepribadian.
Psikoanalisis mempunyai prinsip-prinsip :
a. Prinsip konstansi yaitu bahwa kehidupan psikis manusia cenderung untuk
memperetahankan kuantitas konflik psikis pada taraf yang serendah mungkin, atau
setidak-tidaknya taraf stabil, kondisi psikis manusia cenderung dalam keadaan
konflik yang permanen (tetap).
b. Prinsip kesenangan yaitu kehidupan
psikis manusia cenderung menghindarkan ketidaksenangan dan sebanyak mungkin
memperoleh kesenangan (pleasure principle).
c. Prinsip realitas yaitu prinsip kesenangan
yang disesuaikan dengan keadaan nyata.
1.
Dinamika Kepribadian
Struktur kepribadian menurut Freud terdiri dari id, ego, dan super ego.Id merupakan
aspek biologis yang mempunyai energy yang dapat nengaktifkan ego dan super ego.Energi yang meningkat dari Id sering menimbulkan ketegangan dan rasa tidak
enak.Dorongan-dorongan untuk memuaskan hawa nafsu manusia bersumber dari Id.Kadang-kadang dorongan-doongan itu
tidak terkendali dan tidak sesuai dengan kenyataan sehingga ego terpaksa menekan dorongan-dorongan
itu.
Sedangkan super ego
berperan agar mengatur ego bertindak sesuai moral masyarakat,super ego berfungsi untuk merintangi
dorongan-dorongan (impuls) id
terutama dorongan seksual dan agresivitas yang bertentangan dengan moral dan
agama.
Freud menyebutkan bahwa id
adalah system orisinil kepribadian yang berfungsi untuk menghindarkan
ketakenakan untuk mendapat kenikmatan. Untuk menghilangkan ketakenakan dan
untuk mencapai kenikmatan id
mempunyai dua cara yaitu : (1) gerakan
reflex misalnya bersin, mata berkedip, dan sebagainya. (2) proses primer, yaitu menghilangkan
ketegangan dengan cara membayangkan makanan, nocturnal dream (mimpi basah ) yang merupakan penyaluran keinginan.Id mengandung insting yang mendinamiskan
kepribadian.
A.
Insting
Adalah merupakan suatu pernyataan psikologis dari suatu
sumber peransang somatic (badaniah) yang dibawa sejak lahir. Freud menyebutkan
sebagai suatu tuntutan yang membuat manusia bekerja, ia juga mengelompokan
bbinsting menjadi dua jenis yaitu : (1) insting
hidup, yaitu kumpulan libido yang mendorong kehidupan manusia seperti
libido seksual dan libido lapar dan haus (2) insting mati yaitu keinginan manusia untuk menyiksa diri atau orang
lain dan keinginan untuk mati (membunuh diri).Menurut Freud insting mati adalah
hidup menuju pada kematian, bentuk lain dari dorongan agresif, merusak diri,
dan dapat diubah menjadi obyek penggganti seperti berkelahi atau tawuran.
B.
Kecemasan
Freud mengemukakan ada 3 macam
kecemasan
·
Kecemasan
realistis, yaitu takut akan bahaya dari luar.Cemas atau takut jenis ini berasal
dari ego
·
Kecemasan
neurotis, yaitu kecemasan yang bersumber dari id, kalau-kalau insting tidak dapat dikendalikan sehingga
menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum.
·
Kecemasan
moral yang bersumber dari super ego,
kecemasan ini dinamakan juga kecemasan kata hati, yang disebabkan oleh
pertentangan moral yang sudah baik dengan perbuatan-perbuatan yang mungkin
menentang norma-norma moral itu.
Sebagai
akibat dari sumber-sumber ketegangan itu
maka individu belajar cara-cara baru untuk menghilangkan ketegangan, yaitu
melalui dua cara :
(1) identivikasi,
berarti seseorang meniru cara atau metode orang lain dan cara itu menjadi
bagian kepribadiannya agar individu tersebut terhindar dari ketegangan
(kekecewaan).
(2) Pemindahan obyek (displacement), terjadi katena insting mendapat rintangan maka dialihkan
obyek kateksisnya.
2.
Proses Konseling
Sesuai dengan aliranya maka setiap kegiatan konseling
diwarnai dengan filsafat dan teori yang dianut oleh kegiatan konseling
itu.Demikian pula aliran Psikoanalisa mempunyai cara tersendiri dalam kegiatan
konseling atau terapinya.
a)
Tujuan
Konseling
Tujuan konseling aliran psikoanalisa
adalah membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan
hal yang tak disadari menjadi sadar mkembali.Proses konseling dititik beratkan
pada usaha konselor agar klien dapat menghayati, memahami, dan mengenal
pengalaman-pengalaman masa kecilnya terutama antara umur 2-5 tahun.Pengalaman
tersebut ditata, didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan agar
kepribadian klien dapat direkonstruksi kembali.
b)
Fungsi
Konselor
Konseling psikoanalisis mempunyai
cirri unik dalam proses konselornya, yaitu konselor bersikap anonym, artinya konselor berusaha tidak
kenal kklien dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan
pengalamannya.Tujuannya adalah agar klien dengan mudah memantulkan perasaan
kepada konselor.
c)
Proses
Konseling
§ Membina hubungan konseling yang
terjadi pada tahap awal konseling.
§ Tahap krisi bagi kien yaitu kesukaran
dalam mengemukakan masalahnya, dan melakukan transferensi.
§ Tilikan terhadap masa lalu klien
terutama pada masa kanak-kanaknya.
§ Pengembangan resistensi untuk
pemahaman diri.
§ Pengembangan hubungan transferensi
klien dengan konselor.
Transferensi
adalah apabila klien menghiudupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu
sehubungan dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan, yang oleh klien
dibawa kemasa sekarang dan dilemparkan kepada konselor, klien bias membenci
atau mencibtai konselor.
§ Melanjutkan lagi hal-hal yang
resistensi.
§ Menutup wawancara konseling
d)
Teknik
Konseling
Ada lima teknik dasar dari konseling
psikoanalisis yaitu :
·
Asosiasi
bebas
Yaitu klien diupayakan untuk menjernihkan atau mengikis alam
pikiranya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang ini,
sehiungga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya dan menghentikan
emosi-emosi yang berhubungan dengn pengalaman traumatic masa lampau, atau
disebut juga katarsis.
·
Interpretasi
Adalah teknik yang digunakan konselor untuk menganalisis
asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan teransferensi klien.Tujuannya adalah
adar ego klien dapat mencerna materi baru dam menpercepat proses penyadaran.
·
Analisis
mimpi
Yaitu suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tak disadariu
dan member kesempatan kepada klien untuk menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan.
Proses terjadinya mimpi adalah karena diwaktu tidur
pertahanan egpo menjadi lemah dan kompleks yang terdesak pun muncul ke
permukaan.Oleh Freud mimpi ditafsirkan sebagai jalan raya terhadap
keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak disadari yang diekspresikan.
·
Analisis
resistensi
Ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alas an-alasan
terhadap resistensinya,konselor meminta klien utuk menafsirkan resistensinya.
·
Analisis
transferensi
Konselor mengusahakan agar klien mengembangkan
transferensinya agar terungkap neurosisnya teritama pada usia selama lima tahun
pertama dalam hidupnya,konselor menggunakan sifat-sifat netral, obyektif,
anonym, dan pasif agar terungkap transferensi tersebut.
B.
TERAPI TERPUSAT PADA KLIEN
Client Centered Theraphy sering juga disebut Psikoterapi Non Directive adalah suatu
metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara dialog antara konselor
dengan klien, agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal self (diri klien yang ideal) dengan actual self (diri klien sesuai kenyataan yang sebenarnya).Ciri-ciri
terapi ini adalah :
1. Ditujukan kepada klien yang sanggup
memecahkan masalahnya agar tercapai kepribadian klien yang terpadu
2. Sasaran konseling adalah aspek emosi
dan perasaan (feeling) bukan segi
intelektualnya
3. Titik tolak konseling adalah keadaan
individu termasuk kondisi social psikologis masa kini (here and now) dan bukan pengalaman masa lalu.
4. Proses konseling bertujuan untuk
menyesuaikan antara ideal self dan actual self
5. Peranan yang aktif dalam konseling
dipegang oleh klien sedangkan konselor adalah pasif reflektif artinya tidak semata-mata diam dan pasif tetapi
berusaha membantu agar klien aktif memecahkan masalahnya.
1.
Tujuan konseling
Terapi terpusat pada klilen dikembangkan oleh Carl Ransom
Rogers pada tahun 1942 bertujuan untuk membina kepribadian klien secara
integral, berdiri sendiri, dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalahnya
sendiri.
Kepribadian yang integral yaitu adalah stuktur kepribadian
tidak terpecah atrinya sesuai antara gambaran tentang diri yang ideal (ideal self).Kepribadian yang
berdiri sendiri adalah yang mampu menentukan pilihan sendiri atas dasar
tanggung jawab dan kemampuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan beberapaa syarat yaitu:
(1) kemampuan dan keterampilan konselor, (2) kesiapan klien untuk menerma
bimbingan, (3) taraf intelegensi klien yang memadai.
2.
Proses Konseling
Tahap-tahap konseling terapi terpusat pasa klien:
1)
Klien
datang kepada konselor atas kemauan sendiri
2)
Situasi
konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab klien, untuk itu kkonselor
menyadarkan klien
3)
Konselor
memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaanya
4)
Konselor
menerima perasaan klien serta memahaminya
5)
Konselor
berusaha agar klien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya
6)
Klien
menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil (perencanaan)
7)
Klien
merealisasikan pilihannya itu
3.
Teknik konseling
Penekanan
masalah ini adalah dalam hal filosofis dan sikap konselor ketimbang teknik,
mengutamakan hubungan konseling ketimbang perkataan dan perbuatan
konselor.Dalam pelaksanaan teknik konseling dapat diutamakan sifat-sifat
konselor berikut:
a.
Acceptance artinya konselor menerima klien
sebagaimana adanya dengan segala masalah, sikap konselor adalah netral.
b.
Congruence artinya karakteristik konselor
adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan, dan konsisten.
c.
Understanding artinya konselor harus dapat secara
akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam
diri klien tersebut.
d.
Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian
terhadap klien akan tetapi konselor selalu obyektif.
C.
TERAPI GESTALT
Terapi ini dikembangkan oleh Frederick S.Pearl (1894-1970)
yang didasari oleh empat aliran yaitu psikoanalisis, fenomenologis, dan
ekstensialisme serta psikologi gestalt.Menurut Pearls individu itu selalu aktif
sebagai keseluruhan. Individu bukanlah jumlah dari bagian-bagian atau
organ-organ semata.Menurutnya banyak sekali manusia yang mencoba menyatakan apa
yang seharusnya daripada menyatakan apa yang sebenarnya.
1.
Tujuan konseling
Menurut teori Gestalt tujuan konseling adalah membantu klien
menjadi individu yang merdeka dan berdiri sendiri.Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan:
·
Usaha
membantu penyadaran klien tentang apa yang dilakukan
·
Membantu
penyadaran tentang siapa dan hambatan dirinya
·
Membantu
klien unttuk menghilangkan hambatan dalam pengembangan penyadaran diri.
2.
Landasan bagi teori konseling
Proses
konseling mengikuti lima hal penting sebagai berikut.
Ø Pemolaan (patterning)
Pemolaan terjadi pada awal konseling
yaitu situasi yang tercipta setelah konselor memperoleh fakta atau penjelasan
mengenai sesuatu gejala, atau suatu permohonan bantuan, dan konselor segera
memberikan jawaban.
Ø Pengawasan (control)
Kontrol adalah tindakan konselor
setelah pemolaan, merupakan kemampuan konselor untuk meyakinkan atau memaksa
klien untuk mengikuti prosedur konseling yang telah disiapkan konselor yang
mungkin mencakup variasi kondisi.
Ø Potensi
Yaitu usaha konselor untuk mempercepat
terjadinya perubahan perilaku dan sikap serta kepribadian.
Ø Kemanusiaan
a. Perhatian dan pengenalan konselor
terhadap klien secara pribadi dan emosional
b. Keinginan konselor untuk mendampingi
dan mendorong klien pada respon emosional atau menjelaskan pengalamanya
c. Kemampuan konselor untuk memikirkan
perkiraan kearah kepercayaan klien dan membutuhkan dorongan dan pengakuan
d. Keterbukaan konselor yang kontinu
sehingg merupakan modal bagi klien untuk perubahan perilaku.
Ø Kepercayaan
3.
Proses: Perubahan Perilaku Klien
a)
Transisi
Yaitu keadaan klien dari selalu ingin
dibantu lingkungan kepada keadaan berdiri sendiri
b)
Advoidance dan Unfinished Bussiness
Yang termasuk dalam Unfinished business ialah emosi-emosi,
peristiwa-peristiwa, pemikiran-pemikiran yang terlambat dikemukakan klien.
Avoidance
adalah segala sesuatu yang digunakan klien untuk lari dari unfinished business.
c)
Impasse
yaitu individu atau konseling yang bingung, kecewa, terlambat.
d)
Here
and Now yaitu penanganan kasus adalah disini dan masa kini.Konselor tidak
menanyakan Why karena hal itu akan menyebabkan klien melakukan rasionalisasi dn
tidak akan menghasilkan pemahaman diri.
4.
Proses dan fase konseling
§ Fase I membentuk pola pertemuan
terapeutik agar terjadi situasi yang memungkinkan perubahan perilaku klien.
§ Fase II yaitu usaha konselor untuk
meyakinkan klien untuk mengikuti prosedur konseling.
§ Fase III mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan-perasaan dan kecemasannya.
§ Fase IV setelah terjadi pemahaman
diri maka fase ini klien harus sudah memiliki kepribadian-kepribadian yang
integral sebagai manusia individu yang unik.
D.
TERAPI BEHAVIORAL
Berasal dari dua arah konsep yaitu Pavlovian dari Ivan Pavlov dan
Skinnerian dari B.F.Skinner.Skinner mempunyai pandangan mengenai perilaku,
yaitu:
o
Respon
tidak perlu selalu ditimbulkan oleh stimulus, akan tetapi lebih kuat oleh
pengaruh inforcement (penguatan)
o
Lebih
menekankan pada studi subyek individual ketimbang genealisasi kecenderungan
kelompok.
o
Menekankan
pada penciptaan situasi tertentu terhadap terbebtuknya perilaku ketimbang
motivasi didalam diri.
1.
Tujuan konseling
Tujuan konseling behavioral yaitu untuk membantu klien
membuang respon-respon yang lama yang merusak diri, dan mempelajari
respon-respon yang baru yang lebih sehat.
2.
Hubungan klien dengan konselor
a.
Konselor
memahami dan menerima klien
b.
Keduanya
bekarjasama
c.
Konselor
memberikan bantuan dalam arah yang diinginkan klien
3.
Teknik-teknik konseling
Berikut
ini dikemukakan beberapa teknik konseling behavioral
Ø Desentisasi sistematik
Teknik ini bermaksud mengajar klien
untuk memberikan respon yang tidak konsisten dengan kecemasan dapat
dieliminasi.
Ø Assertive training
Merupakan teknik dalam konseling
behavioral yang menitik beratkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam
perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya.
Ø Aversion therapy
Teknik ini bertujuan untuk menghukum
perilaku yang negative dan memperkuat perilaku positif.
Ø Home work
Yaitu suatu latihan rumah bagi klien
yang kurang mampu menyesuaikan diri terhadap situasi tertentu, misalnya dengan
cara member tugas rumah untuk satu minggu.
E.
LOGO THERAPY FRANKLIN
Terapi logo (logo therapy) dikembangkan oleh Frankl pada
tahun 1938 muncul inspirasi mengenai makna (logo) kehidupan, makna penderitaan,
kebebasan rohani dan tanggung jawab terhadap Tuhan dan manusia dan mahluk lainnya.
1.
Tujuan terapi
Bertujuan agar dalam masalah yang dihadapi klien dai bias
menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta.Dengan penemuan itu
klien dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut.
2.
Terapi konseling
Terapi logo masih menginduk pada aliran psikoanalisis akan
tetapi menganut paham ekstensialisme.Teknik yang digunakan sesuai dengan ksus
yang dihadapi.
F.
RATIONAL EMOTIVE THERAPY (REBT)
REBT dikembangkan oleh seorang psikiater Albert Ellis pada
tahun 1962.Sebagaimana diketahui aliran ini dilatar belakangi oleh filsafat
ekstensialisme yang berusaha memahami manusia sebagaiman adanya.Manusia adalah
subyek yang sadar akan dirinya dan sadar akan obyek-obyek yang dihadapi.
REBT menolak pandangan aliran psikoanalisme berpandangan
bahwa peristiwa dan pengalaman individu menyebabkan terjadinya gangguan
emosional.
Konsep dasar REBT yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah:
v Pemikiran manusia adalah penyebab
dasar dari gangguan emosional, reaksi emosional yang sehat maupun tidak
bersumber dari pemikiran itu.
v Manusia mempunyai potensi pemikiran
rasional dan irasional.
v Pemikiran irasional bersumber pada
disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
v Pemikiran dan emosi tidak dapat
dipisahkan.
v Berpikir logis dan tidak logis
dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
v Pada diri manusia sering terjadi
self-verbalization yaitu mengatakan sesuatu terus-menerus kepada dirinya.
v Pemikiran tak logis-irasional dapat
dikembalikan kepada pemikiran logis dengan reorganisasi persepsi.
1.
Tujuan terapi
REBT bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap,
persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan klien yang irasional menjadi
rasional, sehingga ia dapat mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang
optimal.Menghilangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri sebagai akibat
berpikir yang irasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi
kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai
dan kemampuan diri.
2.
Proses terapi (konseling)
a.
Konselor
berusaha menunjukan klien kesulitan yang dihadapi berhubungan dengan keyakinan
irasional, dan menunjukan bagaiman klien harus bersikap rasional dan mampu
memisahkan keyakinan irasional dengan rasional.
b.
Setelah
klien menyadari maka konselor menunjukan pemikiran klien yang irasional serta
klien berusaha mengubah keyakinan menjadi rasional.
c.
Konselor
berusaha agar klien menghindarkan diri dari ide-ide irasionalnya.
d.
Konselor
berusaha menantang klien untuk mengembangkan filosofis kehidupannya yang
rasional dan menolak kehidupan yang iarsional dan fiktif.
3.
Teknik-teknik konseling
a.
Assertive
training, melatih membiasakan diri terus menerus dengan perilaku tertentu yang
diinginkan.
b.
Sosiodrama,
semacam sandiwara pendek tentang masalah kehidupan social.
c.
Self
modeling, bertujuan menghilangkan perilaku tertentu, dimana konselor menjadi
model dan klien berjanji mengikuti.
d.
Reinforcement,
yaitu memberikan reward terhadap perilaku rasional dengan cara imitasi,
observasi.
e.
Desensitisasi
sistematik
f.
Relaxion
g.
Self
control
h.
Diskusi
i.
Simulasi,
bermain peran antara konselor dengan klien
j.
Homework
assignment (metode tugas)
k.
Bibliografi
(member bahan bacaan).
0 comments:
Post a Comment