KONSELING INDIVIDUAL


A.     PENDEKATAN PSIKOANALISIS
Pendekatan Psikoanalisis dipelopori oleh Sigmund Freud tahun 1896, ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketaksadaran.Dapat diumpamakan puncak gunung es yang muncul di tengah laut, sebagian besar gunung es yang terbenam itu diibaratkan alam ketidaksadaran manusia.
Pengertian Psikoanalisis mencakup tiga aspek : (1) sebagai metode penelitian proses-proses psikis. (2) sebagai suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis. (3) sebagai teori kepribadian.
Psikoanalisis mempunyai prinsip-prinsip :
a.      Prinsip konstansi yaitu bahwa kehidupan psikis manusia cenderung untuk memperetahankan kuantitas konflik psikis pada taraf yang serendah mungkin, atau setidak-tidaknya taraf stabil, kondisi psikis manusia cenderung dalam keadaan konflik yang permanen (tetap).
b.      Prinsip kesenangan yaitu kehidupan psikis manusia cenderung menghindarkan ketidaksenangan dan sebanyak mungkin memperoleh kesenangan (pleasure principle).
c.       Prinsip realitas yaitu prinsip kesenangan yang disesuaikan dengan keadaan nyata.

1.      Dinamika Kepribadian
Struktur kepribadian menurut Freud terdiri dari id, ego, dan super ego.Id merupakan aspek biologis yang mempunyai energy yang dapat nengaktifkan ego dan super ego.Energi yang meningkat dari Id sering menimbulkan ketegangan dan rasa tidak enak.Dorongan-dorongan untuk memuaskan hawa nafsu manusia bersumber dari Id.Kadang-kadang dorongan-doongan itu tidak terkendali dan tidak sesuai dengan kenyataan sehingga ego terpaksa menekan dorongan-dorongan itu.
Sedangkan super ego berperan agar mengatur ego bertindak sesuai moral masyarakat,super ego berfungsi untuk merintangi dorongan-dorongan (impuls) id terutama dorongan seksual dan agresivitas yang bertentangan dengan moral dan agama.
Freud menyebutkan bahwa id adalah system orisinil kepribadian yang berfungsi untuk menghindarkan ketakenakan untuk mendapat kenikmatan. Untuk menghilangkan ketakenakan dan untuk mencapai kenikmatan id mempunyai dua cara yaitu : (1) gerakan reflex misalnya bersin, mata berkedip, dan sebagainya. (2) proses primer, yaitu menghilangkan ketegangan dengan cara membayangkan makanan, nocturnal dream (mimpi basah ) yang merupakan penyaluran keinginan.Id mengandung insting yang mendinamiskan kepribadian.

A.      Insting
Adalah merupakan suatu pernyataan psikologis dari suatu sumber peransang somatic (badaniah) yang dibawa sejak lahir. Freud menyebutkan sebagai suatu tuntutan yang membuat manusia bekerja, ia juga mengelompokan bbinsting menjadi dua jenis yaitu : (1) insting hidup, yaitu kumpulan libido yang mendorong kehidupan manusia seperti libido seksual dan libido lapar dan haus (2) insting mati yaitu keinginan manusia untuk menyiksa diri atau orang lain dan keinginan untuk mati (membunuh diri).Menurut Freud insting mati adalah hidup menuju pada kematian, bentuk lain dari dorongan agresif, merusak diri, dan dapat diubah menjadi obyek penggganti seperti berkelahi atau tawuran.

B.      Kecemasan
Freud mengemukakan ada 3 macam kecemasan
·         Kecemasan realistis, yaitu takut akan bahaya dari luar.Cemas atau takut jenis ini berasal dari ego
·         Kecemasan neurotis, yaitu kecemasan yang bersumber dari id, kalau-kalau insting tidak dapat dikendalikan sehingga menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum.
·         Kecemasan moral yang bersumber dari super ego, kecemasan ini dinamakan juga kecemasan kata hati, yang disebabkan oleh pertentangan moral yang sudah baik dengan perbuatan-perbuatan yang mungkin menentang norma-norma moral itu.

Sebagai akibat  dari sumber-sumber ketegangan itu maka individu belajar cara-cara baru untuk menghilangkan ketegangan, yaitu melalui dua cara :
(1)   identivikasi, berarti seseorang meniru cara atau metode orang lain dan cara itu menjadi bagian kepribadiannya agar individu tersebut terhindar dari ketegangan (kekecewaan).
(2)   Pemindahan obyek (displacement), terjadi katena insting mendapat rintangan maka dialihkan obyek kateksisnya.




2.      Proses Konseling
Sesuai dengan aliranya maka setiap kegiatan konseling diwarnai dengan filsafat dan teori yang dianut oleh kegiatan konseling itu.Demikian pula aliran Psikoanalisa mempunyai cara tersendiri dalam kegiatan konseling atau terapinya.
a)      Tujuan Konseling
Tujuan konseling aliran psikoanalisa adalah membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal yang tak disadari menjadi sadar mkembali.Proses konseling dititik beratkan pada usaha konselor agar klien dapat menghayati, memahami, dan mengenal pengalaman-pengalaman masa kecilnya terutama antara umur 2-5 tahun.Pengalaman tersebut ditata, didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan agar kepribadian klien dapat direkonstruksi kembali.
b)      Fungsi Konselor
Konseling psikoanalisis mempunyai cirri unik dalam proses konselornya, yaitu konselor bersikap anonym, artinya konselor berusaha tidak kenal kklien dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan pengalamannya.Tujuannya adalah agar klien dengan mudah memantulkan perasaan kepada konselor.
c)      Proses Konseling
§  Membina hubungan konseling yang terjadi pada tahap awal konseling.
§  Tahap krisi bagi kien yaitu kesukaran dalam mengemukakan masalahnya, dan melakukan transferensi.
§  Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa kanak-kanaknya.
§  Pengembangan resistensi untuk pemahaman diri.
§  Pengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor.
Transferensi adalah apabila klien menghiudupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu sehubungan dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan, yang oleh klien dibawa kemasa sekarang dan dilemparkan kepada konselor, klien bias membenci atau mencibtai konselor.
§  Melanjutkan lagi hal-hal yang resistensi.
§  Menutup wawancara konseling
d)      Teknik Konseling
Ada lima teknik dasar dari konseling psikoanalisis yaitu :
·         Asosiasi bebas
Yaitu klien diupayakan untuk menjernihkan atau mengikis alam pikiranya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang ini, sehiungga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengn pengalaman traumatic masa lampau, atau disebut juga katarsis.
·         Interpretasi
Adalah teknik yang digunakan konselor untuk menganalisis asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan teransferensi klien.Tujuannya adalah adar ego klien dapat mencerna materi baru dam menpercepat proses penyadaran.
·         Analisis mimpi
Yaitu suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tak disadariu dan member kesempatan kepada klien untuk menilik masalah-masalah  yang belum terpecahkan.
Proses terjadinya mimpi adalah karena diwaktu tidur pertahanan egpo menjadi lemah dan kompleks yang terdesak pun muncul ke permukaan.Oleh Freud mimpi ditafsirkan sebagai jalan raya terhadap keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak disadari yang diekspresikan.
·         Analisis resistensi
Ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alas an-alasan terhadap resistensinya,konselor meminta klien utuk menafsirkan resistensinya.
·         Analisis transferensi
Konselor mengusahakan agar klien mengembangkan transferensinya agar terungkap neurosisnya teritama pada usia selama lima tahun pertama dalam hidupnya,konselor menggunakan sifat-sifat netral, obyektif, anonym, dan pasif agar terungkap transferensi tersebut.

B.      TERAPI TERPUSAT PADA KLIEN
Client Centered Theraphy sering juga disebut Psikoterapi Non Directive adalah suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara dialog antara konselor dengan klien, agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal self (diri klien yang ideal) dengan actual self (diri klien sesuai kenyataan yang sebenarnya).Ciri-ciri terapi ini adalah :
1.      Ditujukan kepada klien yang sanggup memecahkan masalahnya agar tercapai kepribadian klien yang terpadu
2.      Sasaran konseling adalah aspek emosi dan perasaan (feeling) bukan segi intelektualnya
3.      Titik tolak konseling adalah keadaan individu termasuk kondisi social psikologis masa kini (here and now) dan bukan pengalaman masa lalu.
4.      Proses konseling bertujuan untuk menyesuaikan antara ideal self dan actual self
5.      Peranan yang aktif dalam konseling dipegang oleh klien sedangkan konselor adalah pasif reflektif artinya tidak semata-mata diam dan pasif tetapi berusaha membantu agar klien aktif memecahkan masalahnya.

1.      Tujuan konseling
Terapi terpusat pada klilen dikembangkan oleh Carl Ransom Rogers pada tahun 1942 bertujuan untuk membina kepribadian klien secara integral, berdiri sendiri, dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
Kepribadian yang integral yaitu adalah stuktur kepribadian tidak terpecah atrinya sesuai antara gambaran tentang diri yang ideal (ideal self).Kepribadian yang berdiri sendiri adalah yang mampu menentukan pilihan sendiri atas dasar tanggung jawab dan kemampuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan beberapaa syarat yaitu: (1) kemampuan dan keterampilan konselor, (2) kesiapan klien untuk menerma bimbingan, (3) taraf intelegensi klien yang memadai.

2.      Proses Konseling
Tahap-tahap konseling terapi terpusat pasa klien:
1)      Klien datang kepada konselor atas kemauan sendiri
2)      Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab klien, untuk itu kkonselor menyadarkan klien
3)      Konselor memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaanya
4)      Konselor menerima perasaan klien serta memahaminya
5)      Konselor berusaha agar klien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya
6)      Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil (perencanaan)
7)      Klien merealisasikan pilihannya itu

3.      Teknik konseling
Penekanan masalah ini adalah dalam hal filosofis dan sikap konselor ketimbang teknik, mengutamakan hubungan konseling ketimbang perkataan dan perbuatan konselor.Dalam pelaksanaan teknik konseling dapat diutamakan sifat-sifat konselor berikut:
a.      Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalah, sikap konselor adalah netral.
b.      Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan, dan konsisten.
c.       Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien tersebut.
d.      Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien akan tetapi konselor selalu obyektif.

C.      TERAPI GESTALT
Terapi ini dikembangkan oleh Frederick S.Pearl (1894-1970) yang didasari oleh empat aliran yaitu psikoanalisis, fenomenologis, dan ekstensialisme serta psikologi gestalt.Menurut Pearls individu itu selalu aktif sebagai keseluruhan. Individu bukanlah jumlah dari bagian-bagian atau organ-organ semata.Menurutnya banyak sekali manusia yang mencoba menyatakan apa yang seharusnya daripada menyatakan apa yang sebenarnya.

1.      Tujuan konseling
Menurut teori Gestalt tujuan konseling adalah membantu klien menjadi individu yang merdeka dan berdiri sendiri.Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan:
·         Usaha membantu penyadaran klien tentang apa yang dilakukan
·         Membantu penyadaran tentang siapa dan hambatan dirinya
·         Membantu klien unttuk menghilangkan hambatan dalam pengembangan penyadaran diri.

2.      Landasan bagi teori konseling
Proses konseling mengikuti lima hal penting sebagai berikut.
Ø  Pemolaan (patterning)
Pemolaan terjadi pada awal konseling yaitu situasi yang tercipta setelah konselor memperoleh fakta atau penjelasan mengenai sesuatu gejala, atau suatu permohonan bantuan, dan konselor segera memberikan jawaban.
Ø  Pengawasan (control)
Kontrol adalah tindakan konselor setelah pemolaan, merupakan kemampuan konselor untuk meyakinkan atau memaksa klien untuk mengikuti prosedur konseling yang telah disiapkan konselor yang mungkin mencakup variasi kondisi.
Ø  Potensi
Yaitu usaha konselor untuk mempercepat terjadinya perubahan perilaku dan sikap serta kepribadian.
Ø  Kemanusiaan
a.      Perhatian dan pengenalan konselor terhadap klien secara pribadi dan emosional
b.      Keinginan konselor untuk mendampingi dan mendorong klien pada respon emosional atau menjelaskan pengalamanya
c.       Kemampuan konselor untuk memikirkan perkiraan kearah kepercayaan klien dan membutuhkan dorongan dan pengakuan
d.      Keterbukaan konselor yang kontinu sehingg merupakan modal bagi klien untuk perubahan perilaku.
Ø  Kepercayaan

3.      Proses: Perubahan Perilaku Klien
a)      Transisi
Yaitu keadaan klien dari selalu ingin dibantu lingkungan kepada keadaan berdiri sendiri
b)      Advoidance dan Unfinished Bussiness
Yang termasuk dalam Unfinished business ialah emosi-emosi, peristiwa-peristiwa, pemikiran-pemikiran yang terlambat dikemukakan klien.
Avoidance adalah segala sesuatu yang digunakan klien untuk lari dari unfinished business.
c)      Impasse yaitu individu atau konseling yang bingung, kecewa, terlambat.
d)      Here and Now yaitu penanganan kasus adalah disini dan masa kini.Konselor tidak menanyakan Why karena hal itu akan menyebabkan klien melakukan rasionalisasi dn tidak akan menghasilkan pemahaman diri.

4.      Proses dan fase konseling
§  Fase I membentuk pola pertemuan terapeutik agar terjadi situasi yang memungkinkan perubahan perilaku klien.
§  Fase II yaitu usaha konselor untuk meyakinkan klien untuk mengikuti prosedur konseling.
§  Fase III mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan kecemasannya.
§  Fase IV setelah terjadi pemahaman diri maka fase ini klien harus sudah memiliki kepribadian-kepribadian yang integral sebagai manusia individu yang unik.

D.     TERAPI BEHAVIORAL
Berasal dari dua arah konsep yaitu Pavlovian dari Ivan Pavlov dan Skinnerian dari B.F.Skinner.Skinner mempunyai pandangan mengenai perilaku, yaitu:
o   Respon tidak perlu selalu ditimbulkan oleh stimulus, akan tetapi lebih kuat oleh pengaruh inforcement (penguatan)
o   Lebih menekankan pada studi subyek individual ketimbang genealisasi kecenderungan kelompok.
o   Menekankan pada penciptaan situasi tertentu terhadap terbebtuknya perilaku ketimbang motivasi didalam diri.

1.      Tujuan konseling
Tujuan konseling behavioral yaitu untuk membantu klien membuang respon-respon yang lama yang merusak diri, dan mempelajari respon-respon yang baru yang lebih sehat.

2.      Hubungan klien dengan konselor
a.      Konselor memahami dan menerima klien
b.      Keduanya bekarjasama
c.       Konselor memberikan bantuan dalam arah yang diinginkan klien

3.      Teknik-teknik konseling
Berikut ini dikemukakan beberapa teknik konseling behavioral
Ø  Desentisasi sistematik
Teknik ini bermaksud mengajar klien untuk memberikan respon yang tidak konsisten dengan kecemasan dapat dieliminasi.
Ø  Assertive training
Merupakan teknik dalam konseling behavioral yang menitik beratkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya.
Ø  Aversion therapy
Teknik ini bertujuan untuk menghukum perilaku yang negative dan memperkuat perilaku positif.
Ø  Home work
Yaitu suatu latihan rumah bagi klien yang kurang mampu menyesuaikan diri terhadap situasi tertentu, misalnya dengan cara member tugas rumah untuk satu minggu.

E.      LOGO THERAPY FRANKLIN
Terapi logo (logo therapy) dikembangkan oleh Frankl pada tahun 1938 muncul inspirasi mengenai makna (logo) kehidupan, makna penderitaan, kebebasan rohani dan tanggung jawab terhadap Tuhan  dan manusia dan mahluk lainnya.

1.      Tujuan terapi
Bertujuan agar dalam masalah yang dihadapi klien dai bias menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta.Dengan penemuan itu klien dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut.

2.      Terapi konseling
Terapi logo masih menginduk pada aliran psikoanalisis akan tetapi menganut paham ekstensialisme.Teknik yang digunakan sesuai dengan ksus yang dihadapi.

F.       RATIONAL EMOTIVE THERAPY (REBT)
REBT dikembangkan oleh seorang psikiater Albert Ellis pada tahun 1962.Sebagaimana diketahui aliran ini dilatar belakangi oleh filsafat ekstensialisme yang berusaha memahami manusia sebagaiman adanya.Manusia adalah subyek yang sadar akan dirinya dan sadar akan obyek-obyek yang dihadapi.
REBT menolak pandangan aliran psikoanalisme berpandangan bahwa peristiwa dan pengalaman individu menyebabkan terjadinya gangguan emosional.
Konsep dasar REBT yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah:
v  Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional, reaksi emosional yang sehat maupun tidak bersumber dari pemikiran itu.
v  Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irasional.
v  Pemikiran irasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
v  Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.
v  Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
v  Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization yaitu mengatakan sesuatu terus-menerus kepada dirinya.
v  Pemikiran tak logis-irasional dapat dikembalikan kepada pemikiran logis dengan reorganisasi persepsi.

1.      Tujuan terapi
REBT bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan klien yang irasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang optimal.Menghilangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri sebagai akibat berpikir yang irasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai dan kemampuan diri.

2.      Proses terapi (konseling)
a.      Konselor berusaha menunjukan klien kesulitan yang dihadapi berhubungan dengan keyakinan irasional, dan menunjukan bagaiman klien harus bersikap rasional dan mampu memisahkan keyakinan irasional dengan rasional.
b.      Setelah klien menyadari maka konselor menunjukan pemikiran klien yang irasional serta klien berusaha mengubah keyakinan menjadi rasional.
c.       Konselor berusaha agar klien menghindarkan diri dari ide-ide irasionalnya.
d.      Konselor berusaha menantang klien untuk mengembangkan filosofis kehidupannya yang rasional dan menolak kehidupan yang iarsional dan fiktif.

3.      Teknik-teknik konseling
a.      Assertive training, melatih membiasakan diri terus menerus dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
b.      Sosiodrama, semacam sandiwara pendek tentang masalah kehidupan social.
c.       Self modeling, bertujuan menghilangkan perilaku tertentu, dimana konselor menjadi model dan klien berjanji mengikuti.
d.      Reinforcement, yaitu memberikan reward terhadap perilaku rasional dengan cara imitasi, observasi.
e.      Desensitisasi sistematik
f.        Relaxion
g.      Self control
h.      Diskusi
i.        Simulasi, bermain peran antara konselor dengan klien
j.        Homework assignment (metode tugas)
k.       Bibliografi (member bahan bacaan).

0 comments:

Tuesday, July 26, 2011

KONSELING INDIVIDUAL


A.     PENDEKATAN PSIKOANALISIS
Pendekatan Psikoanalisis dipelopori oleh Sigmund Freud tahun 1896, ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketaksadaran.Dapat diumpamakan puncak gunung es yang muncul di tengah laut, sebagian besar gunung es yang terbenam itu diibaratkan alam ketidaksadaran manusia.
Pengertian Psikoanalisis mencakup tiga aspek : (1) sebagai metode penelitian proses-proses psikis. (2) sebagai suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis. (3) sebagai teori kepribadian.
Psikoanalisis mempunyai prinsip-prinsip :
a.      Prinsip konstansi yaitu bahwa kehidupan psikis manusia cenderung untuk memperetahankan kuantitas konflik psikis pada taraf yang serendah mungkin, atau setidak-tidaknya taraf stabil, kondisi psikis manusia cenderung dalam keadaan konflik yang permanen (tetap).
b.      Prinsip kesenangan yaitu kehidupan psikis manusia cenderung menghindarkan ketidaksenangan dan sebanyak mungkin memperoleh kesenangan (pleasure principle).
c.       Prinsip realitas yaitu prinsip kesenangan yang disesuaikan dengan keadaan nyata.

1.      Dinamika Kepribadian
Struktur kepribadian menurut Freud terdiri dari id, ego, dan super ego.Id merupakan aspek biologis yang mempunyai energy yang dapat nengaktifkan ego dan super ego.Energi yang meningkat dari Id sering menimbulkan ketegangan dan rasa tidak enak.Dorongan-dorongan untuk memuaskan hawa nafsu manusia bersumber dari Id.Kadang-kadang dorongan-doongan itu tidak terkendali dan tidak sesuai dengan kenyataan sehingga ego terpaksa menekan dorongan-dorongan itu.
Sedangkan super ego berperan agar mengatur ego bertindak sesuai moral masyarakat,super ego berfungsi untuk merintangi dorongan-dorongan (impuls) id terutama dorongan seksual dan agresivitas yang bertentangan dengan moral dan agama.
Freud menyebutkan bahwa id adalah system orisinil kepribadian yang berfungsi untuk menghindarkan ketakenakan untuk mendapat kenikmatan. Untuk menghilangkan ketakenakan dan untuk mencapai kenikmatan id mempunyai dua cara yaitu : (1) gerakan reflex misalnya bersin, mata berkedip, dan sebagainya. (2) proses primer, yaitu menghilangkan ketegangan dengan cara membayangkan makanan, nocturnal dream (mimpi basah ) yang merupakan penyaluran keinginan.Id mengandung insting yang mendinamiskan kepribadian.

A.      Insting
Adalah merupakan suatu pernyataan psikologis dari suatu sumber peransang somatic (badaniah) yang dibawa sejak lahir. Freud menyebutkan sebagai suatu tuntutan yang membuat manusia bekerja, ia juga mengelompokan bbinsting menjadi dua jenis yaitu : (1) insting hidup, yaitu kumpulan libido yang mendorong kehidupan manusia seperti libido seksual dan libido lapar dan haus (2) insting mati yaitu keinginan manusia untuk menyiksa diri atau orang lain dan keinginan untuk mati (membunuh diri).Menurut Freud insting mati adalah hidup menuju pada kematian, bentuk lain dari dorongan agresif, merusak diri, dan dapat diubah menjadi obyek penggganti seperti berkelahi atau tawuran.

B.      Kecemasan
Freud mengemukakan ada 3 macam kecemasan
·         Kecemasan realistis, yaitu takut akan bahaya dari luar.Cemas atau takut jenis ini berasal dari ego
·         Kecemasan neurotis, yaitu kecemasan yang bersumber dari id, kalau-kalau insting tidak dapat dikendalikan sehingga menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum.
·         Kecemasan moral yang bersumber dari super ego, kecemasan ini dinamakan juga kecemasan kata hati, yang disebabkan oleh pertentangan moral yang sudah baik dengan perbuatan-perbuatan yang mungkin menentang norma-norma moral itu.

Sebagai akibat  dari sumber-sumber ketegangan itu maka individu belajar cara-cara baru untuk menghilangkan ketegangan, yaitu melalui dua cara :
(1)   identivikasi, berarti seseorang meniru cara atau metode orang lain dan cara itu menjadi bagian kepribadiannya agar individu tersebut terhindar dari ketegangan (kekecewaan).
(2)   Pemindahan obyek (displacement), terjadi katena insting mendapat rintangan maka dialihkan obyek kateksisnya.




2.      Proses Konseling
Sesuai dengan aliranya maka setiap kegiatan konseling diwarnai dengan filsafat dan teori yang dianut oleh kegiatan konseling itu.Demikian pula aliran Psikoanalisa mempunyai cara tersendiri dalam kegiatan konseling atau terapinya.
a)      Tujuan Konseling
Tujuan konseling aliran psikoanalisa adalah membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal yang tak disadari menjadi sadar mkembali.Proses konseling dititik beratkan pada usaha konselor agar klien dapat menghayati, memahami, dan mengenal pengalaman-pengalaman masa kecilnya terutama antara umur 2-5 tahun.Pengalaman tersebut ditata, didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan agar kepribadian klien dapat direkonstruksi kembali.
b)      Fungsi Konselor
Konseling psikoanalisis mempunyai cirri unik dalam proses konselornya, yaitu konselor bersikap anonym, artinya konselor berusaha tidak kenal kklien dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan pengalamannya.Tujuannya adalah agar klien dengan mudah memantulkan perasaan kepada konselor.
c)      Proses Konseling
§  Membina hubungan konseling yang terjadi pada tahap awal konseling.
§  Tahap krisi bagi kien yaitu kesukaran dalam mengemukakan masalahnya, dan melakukan transferensi.
§  Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa kanak-kanaknya.
§  Pengembangan resistensi untuk pemahaman diri.
§  Pengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor.
Transferensi adalah apabila klien menghiudupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu sehubungan dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan, yang oleh klien dibawa kemasa sekarang dan dilemparkan kepada konselor, klien bias membenci atau mencibtai konselor.
§  Melanjutkan lagi hal-hal yang resistensi.
§  Menutup wawancara konseling
d)      Teknik Konseling
Ada lima teknik dasar dari konseling psikoanalisis yaitu :
·         Asosiasi bebas
Yaitu klien diupayakan untuk menjernihkan atau mengikis alam pikiranya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang ini, sehiungga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengn pengalaman traumatic masa lampau, atau disebut juga katarsis.
·         Interpretasi
Adalah teknik yang digunakan konselor untuk menganalisis asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan teransferensi klien.Tujuannya adalah adar ego klien dapat mencerna materi baru dam menpercepat proses penyadaran.
·         Analisis mimpi
Yaitu suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tak disadariu dan member kesempatan kepada klien untuk menilik masalah-masalah  yang belum terpecahkan.
Proses terjadinya mimpi adalah karena diwaktu tidur pertahanan egpo menjadi lemah dan kompleks yang terdesak pun muncul ke permukaan.Oleh Freud mimpi ditafsirkan sebagai jalan raya terhadap keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak disadari yang diekspresikan.
·         Analisis resistensi
Ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alas an-alasan terhadap resistensinya,konselor meminta klien utuk menafsirkan resistensinya.
·         Analisis transferensi
Konselor mengusahakan agar klien mengembangkan transferensinya agar terungkap neurosisnya teritama pada usia selama lima tahun pertama dalam hidupnya,konselor menggunakan sifat-sifat netral, obyektif, anonym, dan pasif agar terungkap transferensi tersebut.

B.      TERAPI TERPUSAT PADA KLIEN
Client Centered Theraphy sering juga disebut Psikoterapi Non Directive adalah suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara dialog antara konselor dengan klien, agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal self (diri klien yang ideal) dengan actual self (diri klien sesuai kenyataan yang sebenarnya).Ciri-ciri terapi ini adalah :
1.      Ditujukan kepada klien yang sanggup memecahkan masalahnya agar tercapai kepribadian klien yang terpadu
2.      Sasaran konseling adalah aspek emosi dan perasaan (feeling) bukan segi intelektualnya
3.      Titik tolak konseling adalah keadaan individu termasuk kondisi social psikologis masa kini (here and now) dan bukan pengalaman masa lalu.
4.      Proses konseling bertujuan untuk menyesuaikan antara ideal self dan actual self
5.      Peranan yang aktif dalam konseling dipegang oleh klien sedangkan konselor adalah pasif reflektif artinya tidak semata-mata diam dan pasif tetapi berusaha membantu agar klien aktif memecahkan masalahnya.

1.      Tujuan konseling
Terapi terpusat pada klilen dikembangkan oleh Carl Ransom Rogers pada tahun 1942 bertujuan untuk membina kepribadian klien secara integral, berdiri sendiri, dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
Kepribadian yang integral yaitu adalah stuktur kepribadian tidak terpecah atrinya sesuai antara gambaran tentang diri yang ideal (ideal self).Kepribadian yang berdiri sendiri adalah yang mampu menentukan pilihan sendiri atas dasar tanggung jawab dan kemampuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan beberapaa syarat yaitu: (1) kemampuan dan keterampilan konselor, (2) kesiapan klien untuk menerma bimbingan, (3) taraf intelegensi klien yang memadai.

2.      Proses Konseling
Tahap-tahap konseling terapi terpusat pasa klien:
1)      Klien datang kepada konselor atas kemauan sendiri
2)      Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab klien, untuk itu kkonselor menyadarkan klien
3)      Konselor memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaanya
4)      Konselor menerima perasaan klien serta memahaminya
5)      Konselor berusaha agar klien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya
6)      Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil (perencanaan)
7)      Klien merealisasikan pilihannya itu

3.      Teknik konseling
Penekanan masalah ini adalah dalam hal filosofis dan sikap konselor ketimbang teknik, mengutamakan hubungan konseling ketimbang perkataan dan perbuatan konselor.Dalam pelaksanaan teknik konseling dapat diutamakan sifat-sifat konselor berikut:
a.      Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalah, sikap konselor adalah netral.
b.      Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan, dan konsisten.
c.       Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien tersebut.
d.      Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien akan tetapi konselor selalu obyektif.

C.      TERAPI GESTALT
Terapi ini dikembangkan oleh Frederick S.Pearl (1894-1970) yang didasari oleh empat aliran yaitu psikoanalisis, fenomenologis, dan ekstensialisme serta psikologi gestalt.Menurut Pearls individu itu selalu aktif sebagai keseluruhan. Individu bukanlah jumlah dari bagian-bagian atau organ-organ semata.Menurutnya banyak sekali manusia yang mencoba menyatakan apa yang seharusnya daripada menyatakan apa yang sebenarnya.

1.      Tujuan konseling
Menurut teori Gestalt tujuan konseling adalah membantu klien menjadi individu yang merdeka dan berdiri sendiri.Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan:
·         Usaha membantu penyadaran klien tentang apa yang dilakukan
·         Membantu penyadaran tentang siapa dan hambatan dirinya
·         Membantu klien unttuk menghilangkan hambatan dalam pengembangan penyadaran diri.

2.      Landasan bagi teori konseling
Proses konseling mengikuti lima hal penting sebagai berikut.
Ø  Pemolaan (patterning)
Pemolaan terjadi pada awal konseling yaitu situasi yang tercipta setelah konselor memperoleh fakta atau penjelasan mengenai sesuatu gejala, atau suatu permohonan bantuan, dan konselor segera memberikan jawaban.
Ø  Pengawasan (control)
Kontrol adalah tindakan konselor setelah pemolaan, merupakan kemampuan konselor untuk meyakinkan atau memaksa klien untuk mengikuti prosedur konseling yang telah disiapkan konselor yang mungkin mencakup variasi kondisi.
Ø  Potensi
Yaitu usaha konselor untuk mempercepat terjadinya perubahan perilaku dan sikap serta kepribadian.
Ø  Kemanusiaan
a.      Perhatian dan pengenalan konselor terhadap klien secara pribadi dan emosional
b.      Keinginan konselor untuk mendampingi dan mendorong klien pada respon emosional atau menjelaskan pengalamanya
c.       Kemampuan konselor untuk memikirkan perkiraan kearah kepercayaan klien dan membutuhkan dorongan dan pengakuan
d.      Keterbukaan konselor yang kontinu sehingg merupakan modal bagi klien untuk perubahan perilaku.
Ø  Kepercayaan

3.      Proses: Perubahan Perilaku Klien
a)      Transisi
Yaitu keadaan klien dari selalu ingin dibantu lingkungan kepada keadaan berdiri sendiri
b)      Advoidance dan Unfinished Bussiness
Yang termasuk dalam Unfinished business ialah emosi-emosi, peristiwa-peristiwa, pemikiran-pemikiran yang terlambat dikemukakan klien.
Avoidance adalah segala sesuatu yang digunakan klien untuk lari dari unfinished business.
c)      Impasse yaitu individu atau konseling yang bingung, kecewa, terlambat.
d)      Here and Now yaitu penanganan kasus adalah disini dan masa kini.Konselor tidak menanyakan Why karena hal itu akan menyebabkan klien melakukan rasionalisasi dn tidak akan menghasilkan pemahaman diri.

4.      Proses dan fase konseling
§  Fase I membentuk pola pertemuan terapeutik agar terjadi situasi yang memungkinkan perubahan perilaku klien.
§  Fase II yaitu usaha konselor untuk meyakinkan klien untuk mengikuti prosedur konseling.
§  Fase III mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan kecemasannya.
§  Fase IV setelah terjadi pemahaman diri maka fase ini klien harus sudah memiliki kepribadian-kepribadian yang integral sebagai manusia individu yang unik.

D.     TERAPI BEHAVIORAL
Berasal dari dua arah konsep yaitu Pavlovian dari Ivan Pavlov dan Skinnerian dari B.F.Skinner.Skinner mempunyai pandangan mengenai perilaku, yaitu:
o   Respon tidak perlu selalu ditimbulkan oleh stimulus, akan tetapi lebih kuat oleh pengaruh inforcement (penguatan)
o   Lebih menekankan pada studi subyek individual ketimbang genealisasi kecenderungan kelompok.
o   Menekankan pada penciptaan situasi tertentu terhadap terbebtuknya perilaku ketimbang motivasi didalam diri.

1.      Tujuan konseling
Tujuan konseling behavioral yaitu untuk membantu klien membuang respon-respon yang lama yang merusak diri, dan mempelajari respon-respon yang baru yang lebih sehat.

2.      Hubungan klien dengan konselor
a.      Konselor memahami dan menerima klien
b.      Keduanya bekarjasama
c.       Konselor memberikan bantuan dalam arah yang diinginkan klien

3.      Teknik-teknik konseling
Berikut ini dikemukakan beberapa teknik konseling behavioral
Ø  Desentisasi sistematik
Teknik ini bermaksud mengajar klien untuk memberikan respon yang tidak konsisten dengan kecemasan dapat dieliminasi.
Ø  Assertive training
Merupakan teknik dalam konseling behavioral yang menitik beratkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya.
Ø  Aversion therapy
Teknik ini bertujuan untuk menghukum perilaku yang negative dan memperkuat perilaku positif.
Ø  Home work
Yaitu suatu latihan rumah bagi klien yang kurang mampu menyesuaikan diri terhadap situasi tertentu, misalnya dengan cara member tugas rumah untuk satu minggu.

E.      LOGO THERAPY FRANKLIN
Terapi logo (logo therapy) dikembangkan oleh Frankl pada tahun 1938 muncul inspirasi mengenai makna (logo) kehidupan, makna penderitaan, kebebasan rohani dan tanggung jawab terhadap Tuhan  dan manusia dan mahluk lainnya.

1.      Tujuan terapi
Bertujuan agar dalam masalah yang dihadapi klien dai bias menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta.Dengan penemuan itu klien dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut.

2.      Terapi konseling
Terapi logo masih menginduk pada aliran psikoanalisis akan tetapi menganut paham ekstensialisme.Teknik yang digunakan sesuai dengan ksus yang dihadapi.

F.       RATIONAL EMOTIVE THERAPY (REBT)
REBT dikembangkan oleh seorang psikiater Albert Ellis pada tahun 1962.Sebagaimana diketahui aliran ini dilatar belakangi oleh filsafat ekstensialisme yang berusaha memahami manusia sebagaiman adanya.Manusia adalah subyek yang sadar akan dirinya dan sadar akan obyek-obyek yang dihadapi.
REBT menolak pandangan aliran psikoanalisme berpandangan bahwa peristiwa dan pengalaman individu menyebabkan terjadinya gangguan emosional.
Konsep dasar REBT yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah:
v  Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional, reaksi emosional yang sehat maupun tidak bersumber dari pemikiran itu.
v  Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irasional.
v  Pemikiran irasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
v  Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.
v  Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
v  Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization yaitu mengatakan sesuatu terus-menerus kepada dirinya.
v  Pemikiran tak logis-irasional dapat dikembalikan kepada pemikiran logis dengan reorganisasi persepsi.

1.      Tujuan terapi
REBT bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan klien yang irasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang optimal.Menghilangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri sebagai akibat berpikir yang irasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai dan kemampuan diri.

2.      Proses terapi (konseling)
a.      Konselor berusaha menunjukan klien kesulitan yang dihadapi berhubungan dengan keyakinan irasional, dan menunjukan bagaiman klien harus bersikap rasional dan mampu memisahkan keyakinan irasional dengan rasional.
b.      Setelah klien menyadari maka konselor menunjukan pemikiran klien yang irasional serta klien berusaha mengubah keyakinan menjadi rasional.
c.       Konselor berusaha agar klien menghindarkan diri dari ide-ide irasionalnya.
d.      Konselor berusaha menantang klien untuk mengembangkan filosofis kehidupannya yang rasional dan menolak kehidupan yang iarsional dan fiktif.

3.      Teknik-teknik konseling
a.      Assertive training, melatih membiasakan diri terus menerus dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
b.      Sosiodrama, semacam sandiwara pendek tentang masalah kehidupan social.
c.       Self modeling, bertujuan menghilangkan perilaku tertentu, dimana konselor menjadi model dan klien berjanji mengikuti.
d.      Reinforcement, yaitu memberikan reward terhadap perilaku rasional dengan cara imitasi, observasi.
e.      Desensitisasi sistematik
f.        Relaxion
g.      Self control
h.      Diskusi
i.        Simulasi, bermain peran antara konselor dengan klien
j.        Homework assignment (metode tugas)
k.       Bibliografi (member bahan bacaan).

No comments: