sistem kepribadian yang asli


Konseling Psikoanalisis Klasik (Sigmund Freud)

1. Hakekat Manusia Menurut Freud
- Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini
- Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
- Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
- Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif

- Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang
direpresi.

2.Perkembangan Kepribadian
·Struktur keperibadian
1) Id, adalah sistem keperibadian yang asli yang ada semenjak individu lahir. Id berisikan semua aspek psikologis yang
diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah unconscious, mewakili
subyektivitas yang tidak pernah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan
enerji psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Alwisol(2006:16).
Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:63) id merupakan sistem kepribadian yang asli; id merupakan
rahim tempat ego dan super ego berkembang. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah
ada sejak lahir termasuk insting-insting. Id merupakan reservior energi psikis yang menyediakan seluruh daya untuk
menjalankan kedua sistem yang lain. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah dari mana id mendapatkan
energinya.
2)Ego adalah struktur kepribadian menurut Freud yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego disebut “badan
pelaksana” (executive branch) kepribadian, karena ego membuat keputusan rasional. Id dan ego memiliki
moralitas. Id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jhon W. Santrock dalam Achmad
Chusairi (1995:36).
Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia
kenyataan obyektif. Orang yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan makanan sampai tegangan karena
rasa lapar dapat dihilangkan. Ini berarti orang harus belajar membedakan antara gambaran ingatan tentang makanan
dan persepsi aktual terhadap makanan seperti yang ada di dunia luar.
Setelah melakukan pembedaan yang sangat penting ini. Maka perlu mengubah gambaran kedalam persepsi, yang
terlaksana dengan menghindarkan gambaran ingatan tentang makanan dengan penglihatan atau penciuman terhadap
makanan yang dialaminya melalui pancaindra. Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan. Dan beroperasi menurut
proses sekunder. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang
cocok untuk pemuasan kebutuhan. Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:64)
3) Super ego adalah struktur kepribadian Freud yang merupakan badan moral kepribadian dan benar-benar
memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah. Super ego dapat dikatakan sebagai “hati nurani”.
Jhon W. Santrock dalam Achmad Chusairi (1995:37).
Menurut Alwisol (2006:18) super ego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakia prinsip
idealistik sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik ego. Sedangkan menurut Koswara (1991:34) super
ego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik
buruk). Super ego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang
berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu tersebut seperti orang tua dan guru.
·Keperibadian yang normal (sehat).
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno(1998:42)
·Keperibadian yang menyimpang (TLSS).
1) Dinamika yang tidak efektif antar super ego
2) Proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak
3.Tujuan Konseling
Tujuan terapi/konseling menurut Alwisol (2006:42) bukan semata-mata untuk menghilangkan sindrom yang tidak
dikehendaki, tetapi terutama bertujuan memperkuat ego sehingga mempu mengontrol impuls insting, dan memperbesar
kapasitas individu untuk mencintai dan berkarya. Klien belajar bagaimana mensublimasikan impuls agresi dan impuls
seksual, belajar bagaimana mengarahkan keinginan dan bukan malah diarahkan oleh keinginan.
Prayitno (1998:44) mengemukakan tujuan konseling adalah
1) Membawa ke kesadaran dorongan-dorongan yang ditekan ketidaksadaran yang mengakibatkan kecemasan.
2) Memberi kesempatan kepada klien menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
4.Proses dan Teknik Konseling
Teknik yang dapat dipakai dalam mengatasi masalah klien menurut Alwisol (2006:42) adalah terutama asosiasi bebas,
analisis mimpi, interpretasi, analisis resisten, tranferensi, dan pengulangan.
5.Kharakteristik konselor
(a) Empaty, yaitu merespon dengan cara lain tetapi mempunyai arti yang sama dengan yang dikemukakan oleh klien.
(b) Respek, yaitu komunikasi hormat tanpa syarat.
(c) Tulus-ikhlas, yaitu cara konselor mengemukakan persepsinya secara jujur.
(d) Konkrit, yaitu mengurusi pengalaman-pengalaman yang spesifik. Carkhuff dalam Soli Abimayu (1992:100)
6.Contohnya
Klien, semasa kanak-kanak sering dipukul/menerima penyiksaanfisik dengan ikat pinggang kulit warna hitam oleh orang
tuanya. Sehingga, sampai dewasa muncul kecemasan dalam diri klien. Ketika melihat ikat pinggang kulit warna hitam,
klien langsung lari ketakutan.

0 comments:

Tuesday, August 2, 2011

sistem kepribadian yang asli


Konseling Psikoanalisis Klasik (Sigmund Freud)

1. Hakekat Manusia Menurut Freud
- Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini
- Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
- Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
- Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif

- Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang
direpresi.

2.Perkembangan Kepribadian
·Struktur keperibadian
1) Id, adalah sistem keperibadian yang asli yang ada semenjak individu lahir. Id berisikan semua aspek psikologis yang
diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah unconscious, mewakili
subyektivitas yang tidak pernah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan
enerji psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Alwisol(2006:16).
Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:63) id merupakan sistem kepribadian yang asli; id merupakan
rahim tempat ego dan super ego berkembang. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah
ada sejak lahir termasuk insting-insting. Id merupakan reservior energi psikis yang menyediakan seluruh daya untuk
menjalankan kedua sistem yang lain. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah dari mana id mendapatkan
energinya.
2)Ego adalah struktur kepribadian menurut Freud yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego disebut “badan
pelaksana” (executive branch) kepribadian, karena ego membuat keputusan rasional. Id dan ego memiliki
moralitas. Id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jhon W. Santrock dalam Achmad
Chusairi (1995:36).
Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia
kenyataan obyektif. Orang yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan makanan sampai tegangan karena
rasa lapar dapat dihilangkan. Ini berarti orang harus belajar membedakan antara gambaran ingatan tentang makanan
dan persepsi aktual terhadap makanan seperti yang ada di dunia luar.
Setelah melakukan pembedaan yang sangat penting ini. Maka perlu mengubah gambaran kedalam persepsi, yang
terlaksana dengan menghindarkan gambaran ingatan tentang makanan dengan penglihatan atau penciuman terhadap
makanan yang dialaminya melalui pancaindra. Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan. Dan beroperasi menurut
proses sekunder. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang
cocok untuk pemuasan kebutuhan. Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:64)
3) Super ego adalah struktur kepribadian Freud yang merupakan badan moral kepribadian dan benar-benar
memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah. Super ego dapat dikatakan sebagai “hati nurani”.
Jhon W. Santrock dalam Achmad Chusairi (1995:37).
Menurut Alwisol (2006:18) super ego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakia prinsip
idealistik sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik ego. Sedangkan menurut Koswara (1991:34) super
ego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik
buruk). Super ego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang
berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu tersebut seperti orang tua dan guru.
·Keperibadian yang normal (sehat).
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno(1998:42)
·Keperibadian yang menyimpang (TLSS).
1) Dinamika yang tidak efektif antar super ego
2) Proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak
3.Tujuan Konseling
Tujuan terapi/konseling menurut Alwisol (2006:42) bukan semata-mata untuk menghilangkan sindrom yang tidak
dikehendaki, tetapi terutama bertujuan memperkuat ego sehingga mempu mengontrol impuls insting, dan memperbesar
kapasitas individu untuk mencintai dan berkarya. Klien belajar bagaimana mensublimasikan impuls agresi dan impuls
seksual, belajar bagaimana mengarahkan keinginan dan bukan malah diarahkan oleh keinginan.
Prayitno (1998:44) mengemukakan tujuan konseling adalah
1) Membawa ke kesadaran dorongan-dorongan yang ditekan ketidaksadaran yang mengakibatkan kecemasan.
2) Memberi kesempatan kepada klien menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
4.Proses dan Teknik Konseling
Teknik yang dapat dipakai dalam mengatasi masalah klien menurut Alwisol (2006:42) adalah terutama asosiasi bebas,
analisis mimpi, interpretasi, analisis resisten, tranferensi, dan pengulangan.
5.Kharakteristik konselor
(a) Empaty, yaitu merespon dengan cara lain tetapi mempunyai arti yang sama dengan yang dikemukakan oleh klien.
(b) Respek, yaitu komunikasi hormat tanpa syarat.
(c) Tulus-ikhlas, yaitu cara konselor mengemukakan persepsinya secara jujur.
(d) Konkrit, yaitu mengurusi pengalaman-pengalaman yang spesifik. Carkhuff dalam Soli Abimayu (1992:100)
6.Contohnya
Klien, semasa kanak-kanak sering dipukul/menerima penyiksaanfisik dengan ikat pinggang kulit warna hitam oleh orang
tuanya. Sehingga, sampai dewasa muncul kecemasan dalam diri klien. Ketika melihat ikat pinggang kulit warna hitam,
klien langsung lari ketakutan.

No comments: