NASIONALISME


NASIONALISME, Lebih jauh tentang Nasionalisme

Apakah Pengertian Nasionalisme

Asal kata nasionalisme adalah nation yang berarti bangsa. Dalam pengertian antropologis dan sosiologis, bangsa adalah suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, sejarah dan adat-istiadat. Sedangkan dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.[1]

Sedangkan mengenai nasionalisme sendiri banyak rumusan, diantaranya:

Nasionalisme menurut Hans Kohn
“Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan”.[2]
Nasionalisme menurut Lothrop Stoddard
“Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa, suatu kepercayaan yang dianut oleh sejumlah besar manusia sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan dalam bentuk kebersamaan”.[3]
Nasionalisme Nazaruddin Sjamsuddin
“Nasionalisme adalah suatu konsep yang berpendapat bahwa kesetiaan individu diserahkan sepenuhnya kepada negara”.[4]
Nasionalisme Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran, dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan.[5]
Sementara menurut Sartono Kartodirjo, bahwa nasionalisme memuat tentang kesatuan (unity), kebebasan (liberty), kesamaan (quality),demokrasi, kepribadian nasional serta prestasi kolektif.[6] Jadi nasionalisme ialah suatu paham kesadaran untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa karena adanya kebersamaan kepentingan, rasa senasib sepenanggungan dalam menghadapi masa lalu dan masa kini serta kesamaan pandangan, harapan dan tujuan dalam merumuskan cita-cita masa depan bangsa. Untuk mewujudkan kesadaran tersebut dibutuhkan semangat patriot dan perikemanusiaan yang tinggi, serta demokratisasi dan kebebasan berfikir sehingga akan mampu menumbuhkan semangat persatuan dalam masyarakat yang pluralis.

Prinsip Nasionalisme dalam Pendidikan

bendera nasionalismeSebagai paham kebangsaan, nasionalisme mengandung prinsip dan nilai – nilai pendidikan sebagai berikut:
a. Persatuan
Cinta tanah air berimplikasi pada setiap orang berkewajiban menjaga dan memelihara semua yang ada di atas tanah airnya, sehingga muncul kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Persatuan inilah yang menurut Bung Hatta sebagai prinsip nasionalisme yang pertama.[7] Kemudian prinsip ini pula yang memotivasi bangsa Indonesia untuk bersatu padu dan berlomba – lomba memajukan Indonesia melalui nilai – nilai pendidikan.
b. Pembebasan
Nasionalisme merupakan pengakuan kemerdekaan perseorangan dari kekuasaan atau pembebasan manusia dari penindasan perbudakan.[8] Nasionalisme dalam konteks inilah yang akan membangun segenap keadaan realitas manusia tertindas menuju manusia yang utuh. Ketertindasan yang berawal dari rendahnya daya pikir dan wawasan yang bermuara pada rendahnya kualitas pendidikan, hingga mudah dipecundangi oleh bangsa asing.
c. Patriotisme
Patriotisme ialah semangat cinta tanah air; sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.[9] Sehingga nasionalisme meliputi patriotisme.[10]
Watak nasionalisme adalah “watak pemerdekaan, pembebasan, pertolongan dan mengangkat kaum kecil dan miskin ke harkat-martabat kemanusiaan yang adil dan beradab”.[11] Dengan sendirinya posisi nasionalisme sangat strategis, yaitu sebagai pendorong dalam rangka membebaskan dari segala belenggu penindasan dan membangkitkan kasih yang senasib dan seperjuangan, menumbuhkan keberanian dan perasaan ingin melindungi terhadap sesama serta mampu memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bangsa dan negara merupakan kesatuan komunitas masyarakat pluralis yang di dalamnya terdapat berbagai macam unsur yang saling melengkapi yang diatur dalam sebuah sistem dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Nasionalisme tidak dibatasi oleh suku, bahasa, agama, daerah dan strata sosial. Nasionalisme memberi tempat segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup.[12] Kemajemukan masyarakat bukanlah penghalang untuk mewujudkan suatu tujuan dan cita-cita dalam hidup bernegara ketika nasionalisme dijadikan sebagai landasan dalam kehidupan yang pluralis. Dengan nasionalismelah masyarakat yang serba pluralis dapat bersatu padu dalam bingkai persamaan hak dan demokratisasi. Atau dalam bahasanya Ruslan Abdul Gani adalah Nasionalisme yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-Perikemanusiaan yang berorientasi Internasionalisme, ber-Persatuan Indonesia yang patriotik, ber-Kerakyatan atau Demokrasi serta berkeadilan sosial untuk seluruh rakyat. [13]
[1] Badri Yatim, Soekarno, Islam Dan Nasionalisme,( jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu,1999), hlm.58
[2] Hans Kohn, Nasionalisme, Arti Dan Sejarahnya, ( Jakarta: PT. Pembangunan,1984) hlm.11
[3] Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam (ttp.,t.p, t.t) hlm.137
[4] Nazaruddin Syamsudin, (ed), Soekarno Kenyataan Politik Dan Kenyataan Praktek( Jakarta: CV. Rajawali,1988) hlm.37
[5] Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid II Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka,1990)hlm.31
[6] Sartono Kartodirjo, Multidimensi Pembangunan Bangsa Etos Nasionalisme Dan Negara Kesatuan (Yogyakarta: Kanisisus,1999) hlm. 60
[7] Ibid,hlm.19
[8] Hans Kohn, op.cit, hlm.22
[9] Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahas Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1996) hlm.737
[10] Lyman Tower Sergeant, Ideologi – Ideologi Politik Kontemporer,( Jakarta: Erlangga, 1987) hlm.19
[11] YB, Mangunkusumo,Republic Sekarang Sudah Berubah Jauh. Dalam Eko Prasetyo,(eds), Nasionalisme , Refleksi Kriotis Kaum Ilmuan,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996)hlm.125
[12] Sukarno, Dibawah Bendera Revolusi Jilid 1,( Jakarta: Panitya Penerbit Dibaah Bendera Revolusi,1964) hlm.76
[13] Lazuardi Adi Sage, Sebuah Catatan Sudutpandang Siswono Tentang Nasionalisme Dan Islam,( Jakarta: Citra Media,1996) hlm.64

0 comments:

Monday, October 10, 2011

NASIONALISME


NASIONALISME, Lebih jauh tentang Nasionalisme

Apakah Pengertian Nasionalisme

Asal kata nasionalisme adalah nation yang berarti bangsa. Dalam pengertian antropologis dan sosiologis, bangsa adalah suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, sejarah dan adat-istiadat. Sedangkan dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.[1]

Sedangkan mengenai nasionalisme sendiri banyak rumusan, diantaranya:

Nasionalisme menurut Hans Kohn
“Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan”.[2]
Nasionalisme menurut Lothrop Stoddard
“Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa, suatu kepercayaan yang dianut oleh sejumlah besar manusia sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan dalam bentuk kebersamaan”.[3]
Nasionalisme Nazaruddin Sjamsuddin
“Nasionalisme adalah suatu konsep yang berpendapat bahwa kesetiaan individu diserahkan sepenuhnya kepada negara”.[4]
Nasionalisme Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran, dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan.[5]
Sementara menurut Sartono Kartodirjo, bahwa nasionalisme memuat tentang kesatuan (unity), kebebasan (liberty), kesamaan (quality),demokrasi, kepribadian nasional serta prestasi kolektif.[6] Jadi nasionalisme ialah suatu paham kesadaran untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa karena adanya kebersamaan kepentingan, rasa senasib sepenanggungan dalam menghadapi masa lalu dan masa kini serta kesamaan pandangan, harapan dan tujuan dalam merumuskan cita-cita masa depan bangsa. Untuk mewujudkan kesadaran tersebut dibutuhkan semangat patriot dan perikemanusiaan yang tinggi, serta demokratisasi dan kebebasan berfikir sehingga akan mampu menumbuhkan semangat persatuan dalam masyarakat yang pluralis.

Prinsip Nasionalisme dalam Pendidikan

bendera nasionalismeSebagai paham kebangsaan, nasionalisme mengandung prinsip dan nilai – nilai pendidikan sebagai berikut:
a. Persatuan
Cinta tanah air berimplikasi pada setiap orang berkewajiban menjaga dan memelihara semua yang ada di atas tanah airnya, sehingga muncul kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Persatuan inilah yang menurut Bung Hatta sebagai prinsip nasionalisme yang pertama.[7] Kemudian prinsip ini pula yang memotivasi bangsa Indonesia untuk bersatu padu dan berlomba – lomba memajukan Indonesia melalui nilai – nilai pendidikan.
b. Pembebasan
Nasionalisme merupakan pengakuan kemerdekaan perseorangan dari kekuasaan atau pembebasan manusia dari penindasan perbudakan.[8] Nasionalisme dalam konteks inilah yang akan membangun segenap keadaan realitas manusia tertindas menuju manusia yang utuh. Ketertindasan yang berawal dari rendahnya daya pikir dan wawasan yang bermuara pada rendahnya kualitas pendidikan, hingga mudah dipecundangi oleh bangsa asing.
c. Patriotisme
Patriotisme ialah semangat cinta tanah air; sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.[9] Sehingga nasionalisme meliputi patriotisme.[10]
Watak nasionalisme adalah “watak pemerdekaan, pembebasan, pertolongan dan mengangkat kaum kecil dan miskin ke harkat-martabat kemanusiaan yang adil dan beradab”.[11] Dengan sendirinya posisi nasionalisme sangat strategis, yaitu sebagai pendorong dalam rangka membebaskan dari segala belenggu penindasan dan membangkitkan kasih yang senasib dan seperjuangan, menumbuhkan keberanian dan perasaan ingin melindungi terhadap sesama serta mampu memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bangsa dan negara merupakan kesatuan komunitas masyarakat pluralis yang di dalamnya terdapat berbagai macam unsur yang saling melengkapi yang diatur dalam sebuah sistem dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Nasionalisme tidak dibatasi oleh suku, bahasa, agama, daerah dan strata sosial. Nasionalisme memberi tempat segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup.[12] Kemajemukan masyarakat bukanlah penghalang untuk mewujudkan suatu tujuan dan cita-cita dalam hidup bernegara ketika nasionalisme dijadikan sebagai landasan dalam kehidupan yang pluralis. Dengan nasionalismelah masyarakat yang serba pluralis dapat bersatu padu dalam bingkai persamaan hak dan demokratisasi. Atau dalam bahasanya Ruslan Abdul Gani adalah Nasionalisme yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-Perikemanusiaan yang berorientasi Internasionalisme, ber-Persatuan Indonesia yang patriotik, ber-Kerakyatan atau Demokrasi serta berkeadilan sosial untuk seluruh rakyat. [13]
[1] Badri Yatim, Soekarno, Islam Dan Nasionalisme,( jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu,1999), hlm.58
[2] Hans Kohn, Nasionalisme, Arti Dan Sejarahnya, ( Jakarta: PT. Pembangunan,1984) hlm.11
[3] Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam (ttp.,t.p, t.t) hlm.137
[4] Nazaruddin Syamsudin, (ed), Soekarno Kenyataan Politik Dan Kenyataan Praktek( Jakarta: CV. Rajawali,1988) hlm.37
[5] Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid II Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka,1990)hlm.31
[6] Sartono Kartodirjo, Multidimensi Pembangunan Bangsa Etos Nasionalisme Dan Negara Kesatuan (Yogyakarta: Kanisisus,1999) hlm. 60
[7] Ibid,hlm.19
[8] Hans Kohn, op.cit, hlm.22
[9] Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahas Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1996) hlm.737
[10] Lyman Tower Sergeant, Ideologi – Ideologi Politik Kontemporer,( Jakarta: Erlangga, 1987) hlm.19
[11] YB, Mangunkusumo,Republic Sekarang Sudah Berubah Jauh. Dalam Eko Prasetyo,(eds), Nasionalisme , Refleksi Kriotis Kaum Ilmuan,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996)hlm.125
[12] Sukarno, Dibawah Bendera Revolusi Jilid 1,( Jakarta: Panitya Penerbit Dibaah Bendera Revolusi,1964) hlm.76
[13] Lazuardi Adi Sage, Sebuah Catatan Sudutpandang Siswono Tentang Nasionalisme Dan Islam,( Jakarta: Citra Media,1996) hlm.64

No comments: