teori konstruktivisme


Bagaimana Konstruktivisme dan Inquiry dalam CTL

Metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning mempunyai beberapa komponen dasar, diantaranya adalah Konstruktivisme dan Inquiry (penemuan). Kedua komponen dasar tersebut mempunyai pengaruh besar dalam metode pembelajaran kontekstual, berikut lebih jauh;

Konstruktivisme (Constructivism)

Contextual Teaching and Learning dibangun dalam landasan konstruktivisme yang memiliki anggapa bahwa pengetahuan dibangun peserta didik sedikit demi sedikit (incremental) dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.

Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri.[1]

Menemukan (Inquiry)

Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan proses menemukan (Inquiry) terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan.
Proses inquiry terdiri atas:
  • Pengamatan (observation)
  • Bertanya (questioning)
  • Mengajukan dugaan (hipothesis)
  • Pengumpulan data (data Ghatering)
  • Penyimpulan (conclussion)
Langkah-langkah kegiatan menemukan sendiri adalah: 1) merumuskan masalah dalam mata pelajaran apapun; 2) mengamati atau melakukan observasi; 3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya; dan 4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audience lainnya .
[1] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2005), hal. 88

0 comments:

Saturday, December 17, 2011

teori konstruktivisme


Bagaimana Konstruktivisme dan Inquiry dalam CTL

Metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning mempunyai beberapa komponen dasar, diantaranya adalah Konstruktivisme dan Inquiry (penemuan). Kedua komponen dasar tersebut mempunyai pengaruh besar dalam metode pembelajaran kontekstual, berikut lebih jauh;

Konstruktivisme (Constructivism)

Contextual Teaching and Learning dibangun dalam landasan konstruktivisme yang memiliki anggapa bahwa pengetahuan dibangun peserta didik sedikit demi sedikit (incremental) dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.

Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri.[1]

Menemukan (Inquiry)

Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan proses menemukan (Inquiry) terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan.
Proses inquiry terdiri atas:
  • Pengamatan (observation)
  • Bertanya (questioning)
  • Mengajukan dugaan (hipothesis)
  • Pengumpulan data (data Ghatering)
  • Penyimpulan (conclussion)
Langkah-langkah kegiatan menemukan sendiri adalah: 1) merumuskan masalah dalam mata pelajaran apapun; 2) mengamati atau melakukan observasi; 3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya; dan 4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audience lainnya .
[1] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2005), hal. 88

No comments: